Muhammad Iqbal Habibi Kamal
Analis Mobilitas dan Transport Berkelanjutan
Muhammad Iqbal Habibi Kamal atau biasa disapa Iqbal, memiliki ketertarikan pada isu mobilitas berkelanjutan membawanya bergabung dengan Institute for Essential Services Reform (IESR) sebagai Sustainable Mobility and Transport Analyst. Dalam perannya, ia berfokus pada pelaksanaan program mobilitas berkelanjutan melalui kajian dan analisis teknis maupun ekonomis, penyusunan rekomendasi untuk advokasi kebijakan, serta membangun kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Peran ini dijalankannya untuk mendukung tercapainya target dekarbonisasi sektor transportasi di Indonesia.
Sebelum berkarier di IESR, Iqbal pernah bertugas di sektor publik sebagai Tenaga Ahli Transportasi di Kementerian PPN/Bappenas, di mana ia terlibat dalam pengawalan proyek transportasi yang bersumber dari hibah internasional serta kerja sama bilateral dan multilateral. Ia juga menjadi bagian dari tim yang mengawal program peningkatan keselamatan jalan di Indonesia sebagai amanat dari Perpres No. 1 Tahun 2022. Di Bappenas, Iqbal sempat beberapa kali menjadi representatif Bappenas dan Indonesia pada forum-forum international seperti Lead Implementing Body-Sustainable Infrastructure (LIBSI) ASEAN Connectivity di Jakarta dan International Transport Forum (ITF) – OECD event di Bangkok. Pengalaman ini membentuk dirinya sebagai profesional yang terbiasa berinteraksi dan berkoordinasi dengan beragam jenis pemangku kepentingan.
Latar belakang akademiknya selaras dengan bidang yang digeluti. Iqbal menyelesaikan pendidikan sarjana di Teknik Sipil UGM dan melanjutkan studi magister di Sistem Transportasi UGM dengan predikat cum laude dan dinyatakan sebagai wisudawan magister tercepat di Fakultas Teknik tahun 2021. Hingga kini, Iqbal terus berkontribusi pada pengembangan pengetahuan dengan menerbitkan sejumlah publikasi yang membahas perilaku perjalanan (travel behavior), transport demand management, dan sustainable mobility.
Di luar pekerjaannya, Iqbal aktif membuat konten seputar transportasi perkotaan untuk mengajak masyarakat beralih ke transportasi publik sekaligus mendorong terciptanya kota yang lebih layak huni (livable city). Untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, ia juga rutin berlari—bukan untuk kompetisi, melainkan sebagai bagian dari gaya hidup sehat sehari-hari.