JAKARTA – Institute for Essential Services Reform (IESR) meminta kepada Pemerintah agar sektor kelistrikan di daerah terpencil atau di pulau terluar di Tanah Air bisa menjadi prioritas utama.
Ketua IESR Fabby Tumiwa mengatakan, yang belum mendapatkan akses kelistrikan di Tanah Air mencapai 14,7 juta rumah tangga. Namun Pemerintah malah fokus melistriki daerah Jawa dan sekitarnya untuk ketahanan dan ketersediaan.
“Melistriki 14,7 juta rumah tangga memang tidak mudah, itu sekarang mereka tinggl di pedesaan pelosok terpencil, nah untuk menyewa biaya akses listrik mahal sekali, tidak murah. Pemerintah punya dana untuk itu, tapi malah fokus untuk ketersediaan di wilayah Jawa dan sekitarnya,” ungkap Fabby kepada wartawan di Hotel Harris Tebet, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Fabby menjelaskan, dana Pemerintah tersebut habis itu realibility daerah Jawa dan sekitarnya namun akses listrik didaerah terpencil tidak ditingkatkan.
“Ini yang sulit, bagaiamana mau melistriki yang 14,7 juta itu?” tegas Fabby.
Namun Fabby melihat masalah ini, karena faktor keekonomian daerah terpencil memang terbatas, pasalnya daerah tersebut mendapatkan uang dari hasil pertanian yang fluktuatif.
“Kemampuan membayar mereka rendah juga, tergantung membayar dengan siklus yang lain, ini menjadi permasalahan. Mungkin Pemerintah melihat ini karena sisi ekonomi. Yang ini buat skala belakang bukan menjadi skala prioritas,” pungkasnya.
Sumber : okezone.com