Sebagai manusia, kita ingin meninggalkan warisan – dampak yang bertahan lama selama bertahun-tahun yang akan datang. Beberapa orang ingin meninggalkan warisan dalam bentuk tulisan, lirik lagu, atau puisi. Sebagian lainnya ingin meninggalkan jejak mereka dalam pengembangan teknologi, teori dan penemuan baru. Dengan cara yang sama seperti kita mewarisi nilai-nilai dan prinsip-prinsip dari para pendahulu kita, kita juga memiliki kewajiban untuk memperluas jangkauan kita ke generasi berikutnya. Mengenai hal ini, Aristoteles berkata: “anak-anak adalah warisan yang kita tinggalkan untuk masa yang tidak akan kita lihat lagi”. Itu artinya, penting untuk meninggalkan jejak positif bagi generasi mendatang.
Ada pepatah mengatakan: “kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang kita; kita meminjamnya dari anak-anak kita”. Hal ini berarti, ketika kita meminjam bumi ini, kita harus mengembalikannya dalam kondisi yang sama (atau lebih baik) saat dipinjamkan kepada kita. Kita harus melindunginya dan kita juga harus mengajarkan generasi muda untuk melakukan hal yang sama. Seperti halnya kita menjaga rumah kita sendiri agar tetap bersih dan aman, kita juga mengajarkan anak-anak kita untuk melakukan hal yang sama. Seperti bagaimana kita mulai bertindak untuk mengurangi perubahan iklim, kita juga perlu mengajari anak-anak bagaimana melindungi planet ini.
Manusia sudah lama bergantung pada bahan bakar fosil. Sejak Revolusi Industri, kita mulai menggunakan banyak batu bara untuk menyalakan mesin, pabrik, dan pembangkit listrik. Kita juga mulai menggunakan minyak untuk menggerakkan alat transportasi dan gas untuk memasak dan menghasilkan listrik. Namun, untuk menjaga bumi kita tetap sejuk dan untuk mengurangi perubahan iklim, kita perlu beralih ke sumber energi yang lebih baik. Kita perlu beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Pengetahuan tentang transisi energi ini tidak hanya untuk orang dewasa. Memasukkan pelajaran tentang transisi energi ke dalam pendidikan usia dini tidak hanya bermanfaat bagi anak, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Generasi yang tumbuh dengan pemahaman yang kuat tentang energi terbarukan dan kelestarian lingkungan akan lebih siap untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Mereka akan lebih cenderung mendukung dan mendorong kebijakan yang mempromosikan energi terbarukan dan konsumsi yang bertanggung jawab.
Mengajari anak-anak sekarang juga akan mempersiapkan mereka untuk membuat keputusan yang tepat (dan mudah-mudahan ramah lingkungan) saat mereka dewasa. Anak-anak juga dapat menjadi advokat untuk perubahan. Ketika mereka belajar tentang dampak pilihan energi terhadap lingkungan, mereka mulai memahami peran mereka dalam konteks global yang lebih besar. Kesadaran ini dapat menginspirasi pemikiran inovatif dan keterampilan pemecahan masalah yang sangat penting untuk mengembangkan solusi berkelanjutan di masa depan. Kita sudah dapat melihat beberapa gerakan yang dipimpin oleh anak muda dalam mitigasi perubahan iklim dan transisi energi, seperti FridaysForFuture, Youth Climate Strike, Kampanye Juli Bebas Plastik, dan Mock COP.
Para orang tua berusaha untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka, dengan harapan mereka akan memiliki masa depan yang lebih cerah. Inilah sebabnya mengapa sekolah dan universitas yang bagus biasanya sangat populer. Namun pada dasarnya, seorang anak belajar banyak hal hanya dengan berada dekat dengan orang tuanya dan melihat apa yang mereka lakukan. Orang tua dan seluruh keluarga harus memberikan pendidikan dan arahan untuk mengembangkan potensi dan sifat anak. Begitu juga dalam edukasi tentang perubahan iklim dan transisi energi.
Anak-anak pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar dan mudah menerima konsep baru. Dengan mengajarkan mereka tentang perubahan iklim dan transisi energi sejak dini akan menumbuhkan kesadaran lingkungan yang mengakar dalam diri mereka. Mengajarkan anak-anak tentang perubahan iklim dan transisi energi akan membutuhkan orang tua yang juga harus memahami hal ini. Orang tua tidak dapat mengharapkan anak-anak untuk berubah hanya dengan memberi tahu mereka, mereka juga harus memberi contoh.
Bagaimana cara mengajari anak tentang transisi energi?
Mengajarkan tentang perubahan iklim dan transisi energi dapat dilakukan melalui cerita. Cerita berguna untuk menjelaskan konsep-konsep yang sulit, seperti perubahan iklim dan transisi energi. Cerita juga dapat membangun hubungan interpersonal. Ketika kita mendengar cerita, kita sering menempatkan diri kita pada posisi tokoh-tokohnya atau mencoba merasakan kehidupan mereka, meskipun mereka sangat berbeda dengan kita. Selain itu, cerita memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keyakinan kita serta tindakan, sikap, dan nilai-nilai kita.
Bayangkan sebuah keluarga duduk bersama, membaca cerita tentang sebuah desa kecil yang beralih dari menggunakan generator diesel ke tenaga surya atau tenaga air. Anak-anak dalam cerita tersebut sangat antusias untuk belajar tentang teknologi baru dan memulai proyek mereka sendiri untuk membantu desa mereka menjadi lebih hijau. Melalui narasi ini, anak-anak dapat melihat dampak dari energi terbarukan pada sebuah komunitas dan merasa terinspirasi untuk membuat perubahan serupa dalam kehidupan mereka sendiri. Cerita ini tidak hanya mengedukasi tetapi juga memberdayakan anak-anak untuk menjadi partisipan aktif dalam transisi energi, membantu mengamankan masa depan yang berkelanjutan untuk generasi yang akan datang.