JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat energi, Fabby Tumiwa, menilai PT Perusahaan Listrik Negara Persero (PLN) diusulkan menjadi perusahaan energi. Sebab, hal itu akan menjamin pasokan energi ke depan sehingga ketersediaan listrik dalam negeri aman.
“Perusahaan listrik di luar negeri seperti di Amerika Serikat sudah terintegrasi jadi perusahaan energi. Mereka menjadi perusahaan listrik dan gas,” kata Fabby dalam diskusi publik “Rasionalisasi Tarif Listrik Menuju Subsidi Tepat Sasaran” di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (26/11/2012).
Fabby mengatakan pasokan energi terutama sumber daya alam tak terbarukan di dalam negeri memang banyak, tetapi tetap terbatas. Untuk melindungi dari kenaikan harga energi ke depan, masyarakat harus disadarkan bahwa harga energi akan semakin mahal.
“Termasuk harga energi yang akan digunakan bahan bakar minyak dan listrik,” katanya.
Fabby menyesalkan selama ini harga batubara yang diperoleh di dalam negeri justru memakai patokan harga internasional. Padahal, sumber daya alam tersebut benar-benar diperoleh di dalam negeri dan akan dialokasikan di dalam negeri. “Saya juga heran ini kan tanah-tanah kita, batubara kita, mengapa memakai harga internasional,” katanya.
Padahal, bila menjadi perusahaan energi, PLN bisa mematok harga batubara yang diperolehnya di dalam negeri sehingga keamanan pasokan energi listrik PLN juga akan aman. Apalagi, energi primer PLN di masa depan juga akan didominasi batubara. Nilainya sekitar 65 persen dari total energi primer pada 2020.
“Di sini perusahaan batubara besar juga tidak banyak, apalagi di sini juga banyak perusahaan batubara dikuasai asing,” katanya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PLN Nur Pamudji menjelaskan tidak akan mengubah fokus PLN dari perusahaan listrik menjadi perusahaan energi. “Kami akan fokus ke perusahaan listrik. Kalau kami fokus, PLN juga akan tetap untung,” kata Pamudji.
Menurut Pamudji, hal tersebut sudah terbukti dengan adanya PLN Batam yang sudah menjual listrik dengan tarif progresif. Saat ini, PLN Batam sudah untung Rp 100 miliar dan terus berinvestasi untuk bisa menjual listrik ke kepulauan lain. “PLN Batam ini ingin menjual listriknya ke Pulau Bintan. Wilayah lain juga akan mengadopsi model seperti itu,” katanya.