Tender pembangunan jaringan listrik untuk melayani sekitar 1,13 juta pelanggan baru PLN tahun ini. (IFT/STANLIE)
JAKARTA (IFT) – PT PLN (Persero), badan usaha milik negara di sektor ketenagalistrikan, akan melaksanakan tender jaringan distribusi Jawa Bali senilai Rp 4 triliun sepanjang tahun ini untuk memperkuat pasokan listrik di wilayah tersebut. Purnomo Willy, Kepala Divisi Distribusi Jawa Bali PLN, mengatakan dana untuk pengadaan jaringan distribusi listrik tersebut berasal dari anggaran internal perusahaan.
Tender jaringan tersebut terdiri atas jaringan tegangan menengah, jaringan tegangan rendah, trafo distribusi, dan meteran listrik. Penambahan pasokan itu akan melayani 1,129 juta pelanggan baru PLN. Dari total pelanggan baru tersebut, sekitar 90% merupakan pelanggan rumah tangga dengan golongan 2.200 voltampere ke bawah, sisanya untuk memenuhi permintaan pelanggan industri.
“Tambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan konsumsi listrik sekitar 800 megawatt-900 megawatt,” ujarnya.
Beban puncak listrik Jawa Bali pada malam hari mencapai 19.680 megawatt, sedangkan beban puncak pada siang hari sekitar 18.300 megawatt. Pasokan terpasang listrik Jawa Bali saat ini mencapai 23 ribu megawatt dengan daya mampu 21 ribu megawatt.
Bambang Dwiyanto, Manajer Senior Komunikasi Korporasi PLN, memproyeksikan cadangan listrik Jawa Bali tahun ini mencapai 30% atau sekitar 6.150 megawatt dari beban puncak sekitar 20.500 megawatt. “Dengan cadangan tersebut, perseroan menjadi lebih leluasa untuk menambah pelanggan baru,” ungkap dia.
Tahun ini PLN menargetkan dapat menambah 2,54 juta pelanggan baru untuk mencapai target angka rasio elektrifikasi minimal 60% per provinsi dan target rasio elektrifikasi nasional sebesar 75%. Menurut Bambang, peningkatan cadangan tersebut berasal dari pengoperasian sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) seperti PLTU Lontar Unit 1 dan 2 di Banten, PLTU Pacitan dan PLTU Paiton, Probolinggo di Jawa Timur, PLTU Rembang dan PLTU Tanjung Jati di Jawa Tengah serta PLTU Pelabuhan Ratu di Sukabumi, Jawa Barat. “Total tambahan pasokan listrik sekitar 3 ribu megawatt,” jelas dia.
PLN memprediksikan beban puncak listrik di Jawa Bali pada tahun ini mencapai 20.500 megawatt, naik dari beban puncak pada akhir tahun lalu sebesar 19.700 megawatt. Sementara daya mampu sistem Jawa Bali hingga akhir 2011 mencapai 23 ribu megawatt dan pada tahun ini diproyeksikan mencapai 26 ribu megawatt. “Kalau kapasitas pasokannya bisa hampir 30 ribu megawatt,” ujar dia.
Komaidi Notonegoro, Deputi Direktur Refor-Miner Institute, menuturkan rasio elektirifkasi di sistem Jawa Bali relatif lebih baik jika dibandingkan dengan sistem kelistrikan lainnya. Namun PLN harus meningkatkan rasio elektrifikasi di sistem tersebut hingga mencapai 100%.
“Sistem-sistem lain itu rasio elektrifikasinya masih rendah, jadi harus tetap menjadi perhatian,” tutur dia.
Fabby Tumiwa, pengamat Ketenagalistrikan dari Institute for Essential Services Reform, mengatakan penguatan jaringan distribusi di wilayah Jawa Bali, karena 77%-78% konsumsi listrik pelanggan PLN ada di wilayah Jawa Bali, dengan laju kenaikan konsumsi listrik Jawa Bali sekitar 7%-8%.
“Peningkatan jaringan distribusi harus dilakukan agar permintaaan sambungan baru dan pasokan listrik kepada konsumen lama bisa dilayani dengan baik,” katanya.
Dia berpendapat, peningkatan jaringan distribusi listrik memang harus dilakukan PLN karena susut jaringan terbesar PLN berada di jaringan distribusi. Dari total loses sekitar 10%-11%, maka loses dari jaringan distribusi sebesar 7%-8%. Beberapa hal yang harus dibenahi PLN untuk jaringan distribusi yaitu pergantian kabel, penambahan trafo, penambahan gardu distribusi dan pergantian meteran.
“Meteran di pelanggan rumah tangga itu usianya ada yang sekitar 20-30 tahun sehingga tingkat akurasinya diragukan,” tambahnya.
Sumber: IFT.