Puncak Emisi Sektor Energi Indonesia Emisi Sektor Energi Indonesia pada tahun 2030: Awal atau Akhir Janji Transisi Energi
Pada tahun 2023, transisi energi di Indonesia mulai mendapatkan momentumnya. Kementerian ESDM telah memulai diskusi antar kementerian untuk mempersiapkan peta jalan penghapusan batu bara pada tahun 2050. JETP CIPP telah meluncurkan kesepakatan untuk penghentian dini PLTU Cirebon. Dewan Energi Nasional telah memperbarui Kebijakan Energi Nasional 2014 agar selaras dengan target emisi nol di tahun 2060.
Dua perusahaan milik negara, PLN dan Pertamina, juga mengambil langkah nyata menuju transisi energi dengan menetapkan target energi terbarukan yang ambisius dan berinvestasi dalam proyek-proyek baru. Selain itu, semakin banyak perusahaan yang menuntut listrik bersih dan berinvestasi dalam energi terbarukan. Namun, transisi di sektor transportasi dan industri masih dalam tahap awal. Kurangnya kepemimpinan, urgensi, dan arahan dari atas telah memperlambat laju dekarbonisasi di kedua sektor ini.
IESR dengan bangga mempersembahkan IETO 2024, yang mendokumentasikan kemajuan transisi energi di sektor ketenagalistrikan, industri, transportasi, dan bangunan, serta lingkungan yang mendukungnya: kebijakan, regulasi, keuangan, adaptasi teknologi bersih, dan partisipasi publik dan daerah. IETO 2024 merupakan laporan yang paling komprehensif, hasil kolaborasi dan penelitian selama lebih dari 7 bulan oleh 16 analis IESR yang masih muda dan memiliki motivasi tinggi.
Meskipun transisi energi di Indonesia baru-baru ini terlihat suram, kita harus merayakan setiap langkah kecil yang telah diambil negara ini untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan menggantinya dengan energi bersih untuk melindungi generasi mendatang dari konsekuensi bencana perubahan iklim.
Transisi Energi Indonesia, Emisi Sektor Energi, Target Emisi Nol 2060, JETP CIPP, PLTU Cirebon, PLN, Pertamina, Energi Terbarukan, Transportasi Berkelanjutan, Dekarbonisasi Industri, IETO 2024, IESR