1.5°C-Aligned Coal Power Transition Pathways in Indonesia-images-0

Jalur Transisi Tenaga Listrik Batubara yang Selaras dengan 1,5°C di Indonesia

Strategi Tambahan di Luar Rencana Komprehensif Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (CIPP)

Indonesia, salah satu produsen batu bara terbesar di dunia, bertujuan untuk beralih dari batu bara, meningkatkan produksi energi terbarukan, dan menyelaraskannya dengan tujuan iklim global. Untuk mempercepat transisi batu bara, beberapa mekanisme keuangan telah dikembangkan untuk memfasilitasi sumber daya keuangan, termasuk Mekanisme Transisi Energi (Energy Transition Mechanism/ETM) yang dipimpin oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Kemitraan Transisi Energi yang Adil (Just Energy Transition Partnership/JETP), yang didukung oleh International Partners Group yang dipimpin oleh AS dan Jepang, dengan partisipasi dari beberapa negara G7 lainnya.

Pada bulan November 2023, Pemerintah Indonesia menerbitkan versi pertama dari Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (Comprehensive Investment and Policy Plan/CIPP), yang menguraikan peta jalan dan strategi pengurangan emisi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Meskipun rencana tersebut diharapkan dapat merinci bagaimana target pengurangan emisi dan energi terbarukan yang dicanangkan oleh JETP akan diwujudkan melalui investasi dan kebijakan, kami menemukan bahwa elemen-elemen penting dalam keberhasilan transisi energi batu bara tidak ada dalam versi yang ada saat ini.

Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, penelitian ini mengembangkan sebuah jalur yang komprehensif dan berambisi tinggi untuk transisi tenaga listrik batu bara di Indonesia dengan menggabungkan model penilaian terpadu global (GCAM), model pengiriman sistem tenaga listrik (PLEXOS), dan analisis dari bawah ke atas (bottom-up). Penelitian ini memperluas versi CIPP yang sudah ada dalam beberapa dimensi, termasuk (1) menilai jalur yang selaras dengan target 1,5°C sampai dengan tahun 2050, (2) mencakup pembangkit listrik on-grid dan pembangkit listrik off-grid, (3) menjajaki lebih banyak opsi transisi untuk pembangkit listrik batubara yang berbeda, dan (4) melakukan penilaian pembangkit per pembangkit listrik untuk memahami lebih baik kesesuaian teknis dan ekonomi untuk masing-masing pembangkit listrik, dengan menggunakan data yang terbaik yang tersedia.