Latar Belakang
Institute for Essential Services Reform (IESR), sebuah lembaga pemikir yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia, telah bekerja secara intensif untuk mendorong percepatan transisi energi rendah karbon di Indonesia, melalui advokasi kebijakan berbasis bukti. Selama 10 tahun terakhir, IESR juga telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk mendorong wacana transisi energi di Indonesia dan telah bekerja sama dengan pemerintah nasional dan daerah, asosiasi, dan organisasi masyarakat sipil untuk memperkuat penerapan energi bersih di Indonesia.
Bali telah menetapkan visi yang ambisius untuk mencapai Net Zero Emissions pada tahun 2045, lebih cepat dari target nasional Indonesia tahun 2060. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Bali dan para pemangku kepentingan telah memperkenalkan kebijakan untuk mendukung energi bersih yang dibuktikan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 yang mengatur Energi Bersih di Bali. Dengan target ini, Bali mengambil inisiatif untuk menerjemahkan misi pembangunan daerahnya yang berorientasi lingkungan, sekaligus meningkatkan daya tarik pariwisatanya melalui prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. Salah satu tolok ukur dalam menetapkan peta jalan Bali Net Zero Emission (NZE) 2045, khususnya dalam sektor ketenagalistrikan, adalah tingkat konsumsi energi listrik. Data konsumsi energi sangat penting untuk mengetahui permintaan listrik serta perilaku penggunaan listrik masyarakat, sehingga memungkinkan dilakukannya analisis potensi dan strategi efisiensi energi. Upaya awal untuk memahami dan menekan emisi difokuskan pada sektor rumah tangga. Program percontohan telah memantau penggunaan listrik rumah tangga, misalnya dengan memasang meteran pintar di rumah atau menjalankan kampanye hemat energi masyarakat untuk mengumpulkan data tentang bagaimana rumah tangga mengonsumsi listrik (penerangan, pendingin, peralatan, dll.). Inisiatif pemantauan rumah tangga ini memberikan wawasan berharga tentang perilaku energi rumah tangga, seperti pola penggunaan puncak di malam hari dan dampak kesadaran terhadap pengurangan konsumsi. Namun, untuk mencapai tujuan Net Zero 2045, perhatian harus diperluas melampaui rumah tangga dan mencakup sektor bisnis, komersial, dan pemerintah.
Bisnis (dari perusahaan kecil hingga fasilitas komersial besar seperti hotel dan mal) dan lembaga pemerintah (kantor, sekolah, penerangan jalan, dll.) menyumbang sebagian besar konsumsi energi di Bali. Banyak kegiatan komersial di Bali, terutama di bidang pariwisata dan perhotelan, yang menggunakan banyak energi (misalnya, hotel yang beroperasi 24/7, AC di area ritel). Namun, tidak seperti sektor rumah tangga, segmen-segmen ini belum dipantau secara sistematis dalam upaya-upaya sebelumnya. Terdapat kesenjangan data dalam memahami bagaimana dan kapan bisnis dan fasilitas umum menggunakan energi, dan kebiasaan atau praktik operasional apa yang mendorong konsumsi tersebut.
Proposal Timeline:
Peserta lelang harus mengirimkan salinan proposal dan semua berkas melalui email ke Program Manager Sustainable Energy Access IESR di citra@iesr.or.id dan cc ke Muhamad Yudistira di yudistira@iesr.or.id and Laili Asdiyan di laili@iesr.or.id paling lambat pukul 24:00 Waktu Indonesia Barat (WIB, GMT+07) pada hari Jumat, 16 Mei 2025. Mohon cantumkan “RFP Response – Monitoring Energy Business and Commercial Sector for Bali Net Zero Emission 2045” pada baris subjek.
RFP-IESR-Monitoring-Energy-Business-and-Commercial-Sector
Download