Didukung IESR, Jawa Tengah Berikan Peluang Menarik Bagi Masyarakat Untuk Pasang PLTS Atap

Semarang 16 Februari 2021 – Pemerintah provinsi Jawa Tengah melalui Dinas ESDM bekerjasama dengan Institute for Essential Services Reform (IESR) menyelenggarakan webinar Central Java Solar Day 2021 (16/2). Acara ini mengundang Gubernur Jawa Tengah, yang diwakili oleh Pj Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo, Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM, Sujarwanto Dwiatmoko, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Manajer Revenue Assurance & Mekanisme Niaga, M. Khamzah yang mewakili GM PLN UID Jateng dan DIY. Hadir pula Fabby Tumiwa – Direktur Eksekutif IESR, Chairiman, VP Residential Market, ATW Solar, dan Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone.

Dalam kegiatan yang dihadiri sekitar 300 orang secara daring ini, selain membahas pencapaian Jawa Tengah setelah mendeklarasikan diri sebagai Central Java Solar Province yang diresmikan di tahun 2019, pemaparan dari berbagai narasumber mengindikasikan bahwa peluang besar tersedia bagi  provinsi Jawa Tengah untuk mewujudkan cita-cita besarnya tersebut.

Secara konsisten, Pj Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo yang  membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah, mengungkapkan, pemerintah daerah terus mendukung upaya daerahnya dalam memenuhi target bauran energi terbarukan yang sudah tertera pada Rencana Umum Energi Daerah (RUEN).

Dadan Kusdiana menimpali bahwa PLTS menjadi salah satu solusi prioritas untuk pemenuhan bauran energi bersih sebesar 23% di 2025, sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% di 2030. Ia mengungkapkan bahwa hal ini menjadi perhatian pihaknya dalam menyusun grand strategy energi nasional, demi mencapai target bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025.

“Kita hanya punya waktu lima tahun lagi untuk menuju kesana, jadi kalau EBT tidak tercapai, pasti target penurunan gas rumah kaca pun tidak akan tercapai,” ujarnya. 

Dadan juga menjelaskan bahwa untuk menarik minat masyarakat untuk memasang PLTS atap, saat ini Dirjen EBTKE sedang merevisi Permen ESDM No. 49/2018, terutama 3 poin utama: perbaikan tarif net-metering, perpanjangan reset ekspor listrik, dan percepatan penyediaan meter ekspor-impor (exim).

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, dalam paparannya menjelaskan bahwa berdasarkan kajian yang telah dilakukan IESR, potensi pengembangan energi surya di Jawa Tengah tinggi, baik untuk PLTS di atas tanah (ground-mounted) juga PLTS terapung (floating PV). 

“Sesuai Permen PUPR No. 6/2020 bahwa sebagian area waduk boleh dimanfaatkan untuk floating PV, kami lihat potensi teknis PLTS terapung bisa mencapai lebih dari 700 MW bila 10 bendungan terbesar di Jawa Tengah juga dimanfaatkan untuk PLTS terapung,” tutur Fabby.

Potensi Teknis PLTS Terapung di Jawa Tengah

Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, menjabarkan bahwa meski situasi sulit karena merebaknya Covid-19,  Jawa Tengah pada tahun 2020 berhasil melampaui target bauran energi terbarukan, dari target 11,60%, menjadi 11,89%. Di tahun 2025, Jateng menetapkan target bauran energi terbarukan sebesar 21,35%.

Ia menegaskan bahwa obsesi ke depan Jateng Solar Province menjadi hal yang serius, tidak sekedar slogan, tapi mencapai hasil yang setinggi-tingginya. Salah satu cara yang pihaknya akan dorong di tahun 2021 ialah dengan membuka ruang konsultasi bagi masyarakat yang tertarik memasang PLTS atap.

Sujarwanto juga menargetkan bahwa sektor industri dan komersial akan menjadi sasaran pengembangan untuk PLTS atap. Agar biaya investasi PLTS atap semakin menarik, pihaknya mendorong berbagai lembaga keuangan untuk terlibat dan menggali potensi skema pembiayaan dengan zero capex, atau tanpa biaya investasi awal dengan kredit lunak.

“Mendukung program pemerintah nasional kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), kami juga berencana membangun pembangunan charging station dari PLTS secara hibrid,”ungkapnya.

Selanjutnya ia menuturkan untuk 2021, pembangunan akan difokuskan pada pemulihan ekonomi pasca-Covid 19 melalui pembangunan PLTS atap pada UMKM dan pondok pesantren. Pembangunan PLTS atap 2021 akan dilakukan pada 31 unit di sekitar delapan kabupaten/kota di Jawa Tengah.

Muhammad Khamzah dari PLN UID Jateng dan DIY juga memberikan gambaran persebaran pengguna PLTS atap di Jawa Tengah, yang umumnya didominasi oleh rumah tangga golongan R2 (2200 VA ke atas). PLN UID Jawa Tengah dan DIY mengupayakan percepatan proses permohonan pelanggan untuk menggunakan PLTS atap tersambung jaringan dan penyediaan kWh ekspor-impor.

Pelanggan industri seperti Danone merupakan salah satu kelompok yang memiliki minat besar untuk menggunakan energi terbarukan, termasuk PLTS atap. Karyanto Wibowo menggarisbawahi komitmen berbagai perusahaan multinasional untuk menggunakan 100% energi terbarukan pada tahun tertentu. Anggota gerakan RE100 ini juga banyak yang memiliki fasilitas operasional di Indonesia, sehingga pemerintah juga harus melihat kondisi ini dalam perencanaan dan penyesuaian sistem kelistrikan.

Menurut Chairiman dari ATW Solar, product knowledge dari calon pengguna memang menentukan tingkat adopsi PLTS atap, sehingga penyedia layanan dan produk (perusahaan EPC) harus memastikan bahwa edukasi publik juga berjalan dan jaminan mutu produk yang ditawarkan baik. Informasi yang komprehensif mengenai manfaat, biaya, hingga kepastian perawatan dan operasional menjadi faktor penting bagi pengguna untuk memasang PLTS atap. Portal solarhub.id merupakan inisiatif IESR yang diharapkan mampu menjawab ketimpangan informasi bagi masyarakat tentang energi surya secara umum dan PLTS atap secara khusus.

Mengingat Indonesia memiliki target untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025, penetrasi PLTS atap menjadi penting karena cara inilah yang paling strategis untuk dilakukan saat ini. Kerjasama dari berbagai pihak dengan didukung kebijakan dan peraturan yang jelas akan mempercepat penetrasi energi surya dalam bauran energi nasional.

 

IESR Supports Central Java to be (the very first) Solar Province in Indonesia

Institute for Essential Services Reform (IESR) proudly supports Central Java government to be the very first Solar Province in Indonesia, starting with a collaborative event with Department of Energy and Mineral Resources of Central Java (Dinas ESDM Pemprov Jawa Tengah) held on Tuesday, 17 September 2019, entitled Jawa Tengah Solar Revolution 2019. IESR has been working closely with provincial government of Central Java to accelerate solar deployment in the province and will continue to support the government in implementing their progressive commitment for renewables.

Through Regional Government Secretary, Dr. Sri Puryono, Governor Ganjar Pranowo conveyed his support for this initiative and is looking forward to boosting the implementation of solar target as highlighted in Regional Energy Planning (Rencana Umum Energi Daerah Provinsi/RUED-P) and Department of Energy and Mineral Resources’ strategic plans. He himself has issued a circular encouraging the use of rooftop solar in government, public, industrial, and commercial buildings in Central Java. Several government offices (OPD) also have committed to install rooftop solar by 2020.

Central Java is of high potential of solar energy, estimated at 4.05 kWh/kWp/day, which is above Indonesia’s average (3.75 kWh/kWp). This potential can be utilized to achieve regional renewable energy target of 11.6% (from energy mix) by 2020. Central Java is also the first province completing their regional energy planning (RUED-P). Head of Department of Energy and Mineral Resources of Central Java, Dr. Ir. Sujarwanto Dwiatmoko, M.Si. stated, “Government of Central Java has a strong commitment to develop clean and renewable energy, including putting priorities on solar energy. Our governor has shown that commitment with official circular, our office has installed 30 kWp rooftop solar, and 17 other offices (OPD) will install rooftop solar in 2020.”

Combining its high potential of solar energy and strong commitment for renewables, IESR sees the opportunity for Central Java to become the very first solar province in Indonesia, specifically for rooftop solar application. IESR will continue the collaborative work through a memorandum of understanding (MoU) with Central Java’s Department of Energy and Mineral Resources for the acceleration of solar deployment in Central Java. The collaborative work will cover technical assistance, policy research and analysis, market study, and capacity building.

“As a think tank focusing on energy and environment issues, we aim to assist Government of Central Java to accelerate their commitment to solar energy development within the province,” Fabby Tumiwa, IESR’s Executive Director said during the event.

To create a considerable market size, IESR recommends the government to be pioneer and install rooftop solar on their offices. This move then could be followed by government at regency level, on public facilities, schools and universities, also religious buildings. IESR’s early assessment for Powering the Cities (IESR’s newest publication series on solar energy) shows there is 6.9 MWp potential of rooftop solar for government offices in Semarang (for both provincial government offices and city administration offices) and 32 regent’s offices across Central Java. This estimation has yet to include commercial buildings, business complex, and industrial areas; as they occupy large space in Central Java and the province is also home-base for many manufacturing factories.

Early assessment of rooftop solar potential in Central Java

Central Java is also among Top 3 province with highest potential for rooftop solar on residential buildings, based on IESR’s technical calculation for 34 provinces in Indonesia. The technical potential for residential rooftop solar in Central Java is in the range of 32 – 110 GWp (with different scenarios), and it translates to market potential of 3.3 – 11 GWp (assuming only households with installed power capacity of ≥ 1,300 VA have the financial ability to install rooftop solar).

The urgent challenge in implementing Central Java Solar Province would be public awareness, procurement process, and financing scheme. IESR will work with Central Java Government to prepare necessary incentives for government offices, public, and businesses, formulate bulk procurement process to drive price reduction, as well as engaging with regional financial institution to provide attractive financing scheme for rooftop solar users.  Market study for cities and towns in Central Java will also be conducted.

During the event Jawa Tengah Solar Revolution 2019,  Indonesia Solar Association (ISA/AESI) and solar EPCs were in attendance and they shared their experience in solar panels procurement and installation. This business matchmaking session was designed to facilitate further discussions between government and solar provider, as limitation of local solar providers number in Central Java is also an issue. With more multistakeholders forum such as this event, it is expected that levels of understanding on solar energy application, its benefits and impacts, as well as information on procurement and financing can be further disseminated for public, commercial and business players within the province.


Marlistya Citraningrum, Program Manager for Sustainable Energy Access


Twitter thread on the event is available here.
Presentation material is available here.