Hingga 2025, PLN akan Perbesar Porsi Energi Terbarukan

Untuk melancarkan rencana tersebut, PLN akan mengoptimalkan peran dan fungsi anak usaha perseroan yakni PLN Geothermal. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Untuk melancarkan rencana tersebut, PLN akan mengoptimalkan peran dan fungsi anak usaha perseroan yakni PLN Geothermal. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia — PT PLN (Persero) telah menyelesaikan rancangan mengenai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk periode 2016-2025. Dalam rancangannya, manajemen PLN mengusulkan agar komposisi bauran energi (energy mix) mengalami perubahan dari RUPTL periode 2015-2024.

Rinciannya:

  1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebesar 34 gigawatt (GW), turun 8 GW dari rencana sebelumnya.
  2. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) sebesar 13 GW, meningkat 4 GW dari rencana sebelumnya.
  3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) sebesar 5 GW, tidak mengalami perubahan.
  4. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 6 GW, naik 1 GW.
  5. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Mikrohidro (PLTM) sebesar 14 GW, naik 5 GW dari rencana sebelumnya.
  6. Pembangkit Listrik Energi Terbarukan lainnya sebesar 6 GW dari sebelumnya yang tidak diproyeksikan.

“Kami sudah lakukan beberapa kali konsultasi publik dan itu yang sedang dikritisi. Diskusi dengan masyarakat kelistrikan, masyarakat energi, DEN, tentu guidance dari ESDM. Semoga publik bisa accept,” ujar Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur dan Bali Amin Subekti di Jakarta, Rabu (30/3).

Amin mengakui, dalam rancangan RUPTL periode 2016-2025 PLN akan memprioritaskan pada pemanfaatan energi baru terbarukan.

Meski begitu ia bilang, persetujuan untuk mengimplementasikan rencana ini harus lebih mendapat persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) khususnya Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK).

“Kita akan ikuti guidance dari pemerintah. EBT kita juga sebagian sudah jalan,” tutur pria yang pernah berkiprah bersama Menteri ESDM Sudirman Said di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias.

Menyusul implementasi RUPTL teranyar, Amin menambahkan pihaknya juga akan mengoptimalkan peran dan fungsi anak usaha perseroan yakni PLN Geothermal.

Ke depan, katanya jajaran PLN mewacanakan mengubah PLN Geothermal menjadi PLN Energi Baru dan Terbarukan.

“Nanti anggaran dasarnya diubah pembeliannya yang non geotermal bisa ikut di adopt,” tandasnya. (gir)

Sumber: cnnindonesia.com.

Batubara Dominan, Pemerintah Diminta Evaluasi Bauran Energi untuk Program Listrik 35.000 MW

 

Batubara Dominan, Pemerintah Diminta Evaluasi Bauran Energi untuk Program Listrik 35.000 MWJAKARTA, KOMPAS.com – Bauran energi dalam megaproyek 35.000 megawatt (MW) dikritisi.

Pasalnya, komposisi batubara dalam proyek tersebut terlalu dominan dan kurang ideal untuk pengembangan industri pendukungnya.

Pengamat ketenagalistrikan dari Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, industri tambang batubara saat ini sudah memasuki tahap mapan (mature) dan tergantung pada keseimbangan pasokan dan permintaan.

Kalau permintaan tinggi, maka lazimnya pasokan akan mengikuti, apalagi sumberdaya di Indonesia cukup besar.

“Tapi yang perlu diperhatikan adalah untuk jangka panjang. Permintaan batubara diprediksikan turun, karena kalau dilihat dalam 10 tahun terakhir pembangunan PLTU secara global menurun,” kata Fabby kepada KOMPAS.com, Jakarta, Senin (7/3/2016).

Selain pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara yang menurun tersebut, regulasi di sektor energi juga mengarah pada pengendalian perubahan iklim.

Atas dasar itu, pertumbuhan pembangunan PLTU dalam 10-15 tahun yang akan datang, diperkirakan alami stagnasi.
(Baca : Pemerintah Diminta Beli Lebih Mahal agar Pasokan Batubara untuk PLTU Terjaga)

Menurut Fabby, permintaan batubara akan terancam, seiring menurunnya pembangunan PLTU.

Batubara Dominan, Pemerintah Diminta Evaluasi Bauran Energi untuk Program Listrik

Daripada menggenjot sektor tambang untuk menyediakan kebutuhan batubara bagi PLTU, pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan sektor energi baru terbarukan.

Dia bilang, sebaiknya pemerintah lebih rasional dalam menerapkan bauran energi di megaproyek 35.000 MW.

“Agar ekspansi tambang batubara tidak terlalu banyak, dan permintaan batubara juga tidak melonjak,” ujar Fabby.

Sebagai informasi, dalam rencana megaproyek 35.000 MW, porsi dari PLTU batubara sebanyak 20.000 MW.

Sampai saat ini sudah ada penandatanganan kontrak power purchase agreement (PPA) sebesar 17.000 MW, dengan 10.000 MW di antaranya dari batubara.

Sumber: Kompas.com.

Pengembangan Thorium di Indonesia Masih Perlu Pertimbangan

Pengembangan Thorium di Indonesia Masih Perlu PertimbanganJAKARTA, JITUNEWS.COM – Dinilai belum banyak yang melakukan riset, penggunaan Thorium sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia masih harus dipertimbangkan lagi.Pengamat Energi, Fabby Tumiwa me

ngatakan, selama ini baru Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang melakukan riset untuk Thorium. Menurutnya, sejumlah wilayah yang berpotensi memiliki sumber (resource) Thorium antara lain Bangka Belitong (Babel), Kalimantan Barat (Kalbar) dan Sulawesi Barat (Sulbar).

“Thorium belum banyak risetnya di Indonesia. Sejauh ini Batan baru melakukan eksplorasi Thorium di Babel, Kalbar, Sulbar,” ungkap Fabby saat dihubungi JITUNEWS.COM, Jakarta, Jum’at (5/1).

Akan tetapi, Fabby mengakui, sebagai bahan bakar alternatif PLTN, Thorium memiliki kekuatan energi yang lebih tinggi dari Uranium. Untuk itu, menurutnya, keberadaan Thorium perlu segera dipublikasikan.

“Indonesia punya resource Thorium dan bisa dimanfaatkan. Karena Thorium memiliki densitas energi yang lebih tinggi dari Uranium,” ujarnya.

Meski begitu, dirinya merasa akan sangat sulit mengembangkan Thorium di Indonesia. Pasalnya, beberapa negara yang lebih dahulu melakukan riset seperti Amerika Serikat (AS) dan Jerman sejak tahun 60-an, sampai saat ini belum ada yang bisa mengkomersialkan.

“Sekarang memang lebih banyak riset untuk PLTN Thorium di India, China, kanada, Brazil, Norwegia, dan lain-lain. Tapi teknologinya belum ada yang komersial,” jelas Fabby.

Dirinya menggambil contoh, India sebagai negara yang sudah melakukan riset selama 20 tahun, baru akan merencanakan memiliki PLTN Thorium komersial pada 2035-2040 mendatang. Sehingga banyak kalangan menilai, pengembangan Thorium membutuhkan waktu yang sangat lama.

Sebelumnya, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Djarot Sulistio Wisnusubroto mengungkapkan, Indonesia memiliki sekitar 210.000-280.000 ton Thorium yang masih tersimpan di dalam tanah.

Sekadar informasi, Thorium adalah salah satu jenis nuklir dengan limbah radio aktif yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan Uranium.

Baca juga: Ini ‘Harta Karun’ Energi Milik Indonesia

Penulis: Citra Fitri Mardiana
Editor: Deni Muhtarudin

Sumber: jitunews.com.

Pemerintah Perkuat Tugas PLN Di Proyek 35.000 MW

JAKARTA. Meski masih banyak janji dalam paket ekonomi I hingga VIII yang belum terealisir, pemerintah kembali mengeluarkan paket kebijakan ekonomi ke IX.

Salah satu poin penting dalam paket itu adalah kewenangan yang luas bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam mega proyek 35.000 Megawatt (MW).

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Menteri ESDM Sudirman Said (kanan), Dirut PLN Sofyan Basir (kedua kiri), Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan), serta CEO Karpowership Orhan Remzi Karadeniz (tengah) secara simbolis melepas Kapal Pembangkit Listrik Marine Vessel Power Plant "Marine Vessel Power Plant (MVPP) "Karadeniz Powership Zeynep Sultan" berkapasitas 120 Mega Watt (MW) di Pelabuhan Nusantara Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/12). Kapal tersebut berkapasitas 120 Megawatt (MW) buatan Turki tahun 2014 dan disewa PT PLN selama lima tahun untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik di Gorontalo - Sulawesi Utara. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/foc/15.
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Menteri ESDM Sudirman Said (kanan), Dirut PLN Sofyan Basir (kedua kiri), Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan), serta CEO Karpowership Orhan Remzi Karadeniz (tengah) secara simbolis melepas Kapal Pembangkit Listrik Marine Vessel Power Plant “Marine Vessel Power Plant (MVPP) “Karadeniz Powership Zeynep Sultan” berkapasitas 120 Mega Watt (MW) di Pelabuhan Nusantara Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/12). Kapal tersebut berkapasitas 120 Megawatt (MW) buatan Turki tahun 2014 dan disewa PT PLN selama lima tahun untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik di Gorontalo – Sulawesi Utara. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/foc/15.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, berbagai kemudahan bagi PLN akan diatur melalui Peraturan Presiden (perpres). Di antara kemudahan yang diberikan berkaitan dengan pendanaan.

Untuk membantu PLN dalam mendanai proyek listrik, pemerintah memberikan bantuan pendanaan lewat beberapa pilihan. “Melalui penyertaan modal negara, penerusan pinjaman pemerintah, penerbitan obligasi, atau pinjaman lembaga keuangan,” kata Darmin, Rabu (27/1).

Fasilitas kemudahan lain ialah pembebasan pajak hasil atas revaluasi aset dan mengurangi jumlah deviden yang harus disetor ke negara.

Dengan keleluasaan ini, PLN memiliki kebebasan berinovasi dalam pengadaan barang dan jasa di sektor kelistrikan yang menggunakan anggaran internalnya. “Misal, kalau dia mau buat kemitraan dengan kelompok lain, misalnya China atau Jepang, dengan perpres ini PLN diberi payung hukum kuat supaya tender bisa cepat,” kata dia.

Utamakan produk lokal

Namun, PLN juga wajib mengutamakan penggunaan barang dan jasa dalam negeri lewat proses pengadaan yang inovatif. Misal, dengan pengadaan secara openbook, pemberian preferensi harga kepada penyedia barang/jasa dengan tingkat kandungan dalam negeri yang tinggi serta penerapan pengadaan yang memungkinkan pabrikan di dalam negeri.

Menurut Sofyan Basir, Dirur PLN, kehadiran Perpes yang memberikan kewenangan bagi PLN akan membuat perusahaan ini bisa mengambil keputusan urgent demi kepentingan masyarakat. Misal, soal pembebasan lahan. “Pemilik tanah tak mau lepas dengan harga NJOP, kami bisa mengambil untuk itu,”ujar Sofyan ke KONTAN kemarin.

Namun, Sofyan masih menunggu detil kewenangannya dalam Perpres tersebut. “Minggu depan, Perpresnya keluar,”ujar dia.

Pengamat ketenagalistrikan Fabby Tumiwa bilang, paket kebijakan kelistrikan ini akan mendorong PLN untuk lebih leluasa berekspansi. “Dengan Perpres ini peran dan tugas PLN semakin jelas,” ujarnya.

Tapi, Fabby menyarankan agar pemerintah tetap mengontrol PLN agar terhindar dari proyek titipan. Karenanya, peran menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk pengawasan tetap diperlukan.

Sumber: kontan.co.id.

Harga Energi Rendah, Pengamat Sebut Tarif Listrik Bisa Turun

Harga Energi Rendah, Pengamat Sebut Tarif Listrik Bisa TurunREPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ekonom Senior Universitas Indonesia Faisal Basri mengingatkan PT PLN (persero) untuk lebih fokus melakukan pembangunan pembangkit dan instalasi listrik di luar Pulau Jawa. Ia melihat pembangunan selama ini kurang menyentuh wilayah terpencil di daerah, khususnya luar Jawa.

Faisal juga menekankan PLN bisa menjadi pemersatu pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal pembangunan kelistrikan. “Titik berat PLN adalah menciptakan keadilan buat rakyat. PLN harus secara aktif membangun di daerah-daerah yang besar defisitnya,” kata Faisal akhir pekan ini.

Senada dengan Faisal, pengamat kelistrikan Fabby Tumiwa juga menyatakan pertumbuhan permintaan listrik yang tinggi ada di luar Jawa. Untuk itu Fabby mengatakan, perencanaan korporat PLN terkait permintaan listrik harus dilakukan secara matang.

“Harus teliti dalam membaca demand untuk masing-masing wilayah. Sehingga strategis untuk alokasi anggaran PLN dan investasi dari IPP itu bisa efektif,” ujar Fabby.

Fabby menambahkan, berdasarkan berbagai kondisi global tersebut, harga energi primer yang digunakan PLN akan lebih murah untuk tahun 2016. Implikasinya, lanjutnya, adalah tarif listrik bisa turun lagi.

Mengenai aspek pada pendanaan sektor kelistrikan, Fabby menjelaskan bahwa di seluruh dunia saat ini tengah mengalami kesulitan. Beberapa negara tidak memberikan pinjaman untuk PLTU batubara maupun tambang batubara. Ratusan perusahaan investasi mengatakan akan menarik diri dari bisnis batubara dan hanya akan mendanai pembangkit berbasis clean energy.

Menurutnya, masih ada portfolio investasi di bidang clean energy yang belum masuk ke Indonesia. “Mungkin PLN harus membuat kajian-kajian yang lebih banyak dalam soal clean energy,” kata Fabby.

Sumber: republika.co.id.

Harga Minyak Dunia Diprediksi Pulih 2017

Harga Minyak Dunia Diprediksi Pulih 2017REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Harga minyak dunia diprediksi akan kembali menembus angka 50 dolar AS per barel pada 2017 nanti. Pengamat energi Fabby Tumiwa mengungkapan, harga minyak dunia di tahun ini akan berkisar di antara 25-50 dolar AS per barel. Selain karena kondisi ekonomi global yang tengah merosot, hal tersebut juga dipengaruhi karena adanya kelebihan pasokan minyak mentah hingga 2 juta barel per hari.

“Suplai besar sekitar 98 juta barel per hari tapi permintaannya hanya 96 juta per hari. Jadi ada over suplai dari 1,5-2 juta per hari,” ungkap Fabby, Jumat (22/1).

Fabby menilai, kondisi minyak dunia di level rendah seperti saat ini akan berlangsung hingga tahun depan dan akan membaik pada 2017.

“Menurut perkiraan beberapa analis akan rata ratanya 50 dolar AS per barel dan tren mungkin akan naik setelah 2017,” ujarnya.

Prediksi tersebut juga bercermin pada kondisi global yang diharapkan kembali membaik. Selain itu petinggi-petinggi di Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) diharapkan dapat mengeluarkan satu kebijakan yang dapat menstabilkan produksi minyak dunia.

“Diharapkan ekonomi lebih baik dan ada kebijakan baru OPEC untuk stabilkan produksi. Sehingga nanti setelah 2017 dapat bergerak ke 60 dolar per barel,” ungkap dia.

Sumber: republika.co.id.

Penurunan Harga Energi Diprediksi akan Terjadi Sepanjang 2016

Penurunan Harga Energi Diprediksi akan Terjadi Sepanjang 2016Suara.com – Pengamat Kelistrikan Direktur Eksekutif Institute Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa memprediksikan sepanjang 2016 penurunan harga energi akan bertahan sepanjang 2016.

Seperti yang terjadi pada minyak mentah. Fabby menjelaskan, harga minyak mentah akan terus mengalami penurunan seiring dengan dicabutnya sanksi embargo minyak di Iran yang akan menambah pasokan minyak didunia sekitar 400 ribu hingga 600 ribu barrel per hari.

“Ini berarti harganya akan tetap murah sepanjang tahun. Mungkin di sekitaran 20 sampai 60 dolar AS per barrel. Kenapa, karena akan aka surplus mintak 1,5 sampai 2 juta barrel per hari. Nah inilah yang akan membuat harga minyak akan terus murah dan turun,” kata Fabby saat menjadi pembicara dalam PLN Outlook 2016 di kantor pusat PLN, Jakarta Selatan, Jumat (22/1/2016).

Pascapenurunan Harga BBM, Tarif Angkutan Umum akan Disesuaikan
Hal yang sama juga terjadi pada energi gas jenis Liquid Natural Gas yang diperkirakan akan mengalami penurunan. Ia menjelaskan, untuk di Asia tahun ini harga gas akan terus tertekan lantaran berkurangnya permintaan LNG di Asia terutama Jepang. Ia memprediksikan harga LNG akan berada dikisaran 10 dolar AS per MMBTU.

“Ini juga akan bertahan hingga akhir tahun kalau prediksi saya. Karena permintaan LNG berkurang belakangan ini,” tegasnya.

Selain minyak mentah dan gas, anjloknya harga batubara sepanjang 2015 juga masih akan terjadi pada tahun ini. hal ini lantaran, melambatnya perekonomian dunia beberapa bulan di 2015, telah membuat harga batubara semakin tertekan ditambah perekonomian Cina melambat membuat permintaan batubara menurun.

“Memang kemarin akan permintaan dari India, tapi volumenya lebih rendah dari permintaan Cina. Makadiperkirakan harga barubara tahun ini nggak beda jauh dari tahun ini dikisaran 40 sampai 45 dolar AS per ton,” ungkapnya.

Ia memprediksikan, harga-harga energi ini akan kembali bangkit pada 2017 mendatang. Hal ini seiring hal ini lantaran adanya engan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang membaik, dan diharapkan adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh OPEC untuk mengatur produksi minyak terutama di dunia.

Sumber: suara.com.

Harga Listrik Diprediksi Turun Lagi Tahun Ini

Harga Listrik Diprediksi Turun Lagi Tahun IniTEMPO.CO, Jakarta – Direktur Eksekutif Institute Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan harga listrik PLN ada kemungkinan turun di 2016 ini. Menurut Fabby penurunan harga ini dipengaruhi oleh harga komoditi energi yang terus turun, terutama batu bara.

Fabby mengatakan ada beberapa hal yang mempengaruhi harga listrik. Harga listrik sangat dipengaruhi oleh volatilitas nilai tukar rupiah. Selain itu, stagnasi ekonomi dan pertumbuhan ekonomi domestik juga berpengaruh.

Harga batu bara dunia kini memang terus turun. Harga batu bara tertinggi mencapai US$ 50 per ton – US$ 60 per ton. Pada 2016, diperkirakan harga tidak akan berbeda jauh dari tahun 2015. Karena itulah, menurut Fabby, ada kemungkinan harga listrik dapat kembali turun di tahun ini.

“Kalau kurs dolar stabil ada potensi harga listrik turun lagi,” kata Fabby di Jakarta, Jumat, 22 Januari 2016.

Penurunan harga ini, menurut Fabby, perlu diperhatikan. PLN dinilai perlu merancang perolehan pendapatannya untuk mengantisipasi hal ini. Pelambatan ekonomi global akan menyebabkan pengguna listrik dan pengusaha membuat keputusan yang berbeda.

Untuk mengatasi hal ini, Fabby menyarankan agar PLN beralih ke energi alternatif. Penggunaan energi alternatif, menurut Fabby, akan membantu iklim bisnis PLN dalan lima tahun ke depan.

Pada akhir Desember 2015, PLN mengumumkan penurunan tarif listrik tegangan rendah, meliputi rumah tangga, usaha skala menengah, dan kantor pemerintah skala menengah. Tarif turun dari Rp 1.509,38 menjadi Rp 1.409,16 per kWh. Adapun tarif listrik tegangan menengah, yang mencakup sektor usaha skala besar, kantor pemerintah skala besar, dan industri skala menengah tarifnya turun dari Rp 1.104,73 menjadi Rp 1.007,15 per kWh.

Untuk tarif listrik tegangan tinggi, yang meliputi sektor industri skala besar, tarif juga mengalami penurunan. Tarif turun dari Rp 1.059,99 menjadi Rp 970,35 per kWh.

Sumber: tempo.co.

Ikuti Minyak, Harga Gas Diperkirakan Juga Bakal Merosot

Ikuti Minyak, Harga Gas Diperkirakan Juga Bakal MerosotLiputan6.com, Jakarta – Harga gas diperkirakan akan turun mengikuti jejak harga minyak dunia yang turun hingga 25 persen sejak awal tahun ini. Konsumsi melemah menjadi penyebab penurunan harga gas.

Executive Director at Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menjelaskan, harga gas alam cair atau Liquid Natural Gas (LNG) untuk kawasan Asia belum banyak mengalami perubahan. Saat ini, ahrga rata-rata LNG di kawasan Asia masih di kisaran US$ 10 per MMBTU atau setara dengan harga minyak di US$ 55 per barel.

Berbeda, harga minyak telah mengalami penurunan yang cukup tajam sepanjang tahun ini. Di awal tahun, harga minyak masih di kisaran US$ 40 per barel. Sedangkan saat ini sudah ada di bawah US$ 30 per barel. Harga minyak telah mengalami penurunan kurang lebih 25 persen hanya dalam beberapa pekan saja.

“Sebenarnya kalau kita lihat, harga gas di Asia tidak banyak berubah. Jadi harga gas di Indonesia itu menggunakan referensi tersebut,”‎ kataFabby, dalamPLN Outlook 2016, di Kantor PusatPLN,Jakarta, Jumat (22/1/2016).

Namun, keberuntungan Indonesia yang merupakan salah satu negara produsen LNG karena harga gas tak mengalami penurunan tersebut bakal segera hilang.

Menurut Fabby, harga gas juga akan terjungkal seperti harga minyak mentah. Alasannya, konsumen terbesar LNG ‎produksi Indonesia yaitu Jepang juga berencana untuk menurunkan konsumsi. Penurunan tersebut karena industri di Jepang juga belum banyak berkembang akibat penurunan pertumbuhan ekonomi dunia.

Selain itu, penurunan permintaan dari Jepang juga disebabkan karena mulai kembali beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga‎ Nuklir (PLTN) yang sempat tidak dioperasikan pasca bencana Tsunami beberapa tahun lalu. “Karena reaktor nuklir akan difungsikan lagi, Japang punya 42 PLTN. Akan ada satu atau dua di restart lagi, kalau ini mengala maka akan ada penurunan permintaan gas,” tutup Fabby.

Dengan penurunan konsumsi dari Jepang tersebut membuat permintaan penurunan sehingga ke depan diperkirakan pasokan LNG akan lebih besar dibandingkan dengan permintaan. “Di 2016 ini harga LNG di Asia diperkirakan akan berada di bawah US$ 10 per MMBTU karena permintan dari Jepang rendah,” terang Fabby.

Untuk diketahui, harga minyak beberapa waktu lalu sempat mengarah ke level positif atau naik setelah terus menerus turun. Namun pada penutupan perdagangan Rabu kemarin harga komoditas tersebut kembali tergelincir menuju ke level paling rendah sejak 2003.

Harga minyak untuk pengiriman Maret saja turun 1,5 persen. Turunnya harga minyak dipicu karena kekhawatiran kelebihan pasokan akan berlangsung lebih lama lagi.

Sedangkan harga minyak acuan Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari berada di level US$ 26,55 per barel atau turun US$ 1,91 atau 6,71 persen, meski harga tersebut naik sedikit dari perdagangan harian di level US$ 26,19. Harga ini adalah harga paling rendah sejak Mei 2003.

Sementara harga minyak acuan Brent juga turun 91 sen ke level US$ 27,87 per barel, naik tipis dari perdagangan harian US$ 27,1 per barel. (Pew/Gdn)

Sumber: liputan6.com.