Bermain Ular Tangga Sambil Hitung Jejak Karbon di Alun-Alun Eropa

Jakarta, 16 Mei 2023 – Jejakkarbonku bersama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH atau GIZ berpartisipasi dalam Festival Alun-Alun Eropa. Sebuah gelaran yang diselenggarakan oleh Uni Eropa pada 6 Mei 2023 lalu. Festival ini sebagai bagian dari perayaan Hari Eropa (Europe Day), yang merupakan ‘hari nasional’ Uni Eropa.
Pada festival tersebut, Jejakkarbonku menyuguhkan pengalaman menghitung karbon dengan permainan ular tangga. Banyak pengunjung yang antusias menjajal permainan tersebut. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, sangat bersemangat dan terhibur saat melakukan permainan bersama dengan kelompok.
Dalam permainan ular tangga terdapat beberapa tantangan berupa pertanyaan dan edukasi tentang jejak karbon. Saat bermain peserta permainan diminta untuk melemparkan dadu dan berjalan menyusuri blok ular tangga sesuai nomor yang didapat. Kemudian jika peserta permainan berada di blok yang terdapat tantangan, mereka diminta untuk menjawabnya dan mendapatkan poin tambahan. Tapi ada juga jebakan, dengan blok-blok yang menyatakan peserta tidak menghemat energi maka peserta harus turun ke nomor blok yang lebih rendah. Sehingga sambil bermain peserta permainan juga bisa menambah pengetahuan mereka terkait aktivitas jejak karbon.
Selain itu Jejakkarbonku juga memberikan sosialisasi untuk mengetahui jejak karbon dari pengunjung melalui scan barcode kalkulator jejak karbon. Ada sekitar 100-an orang pengunjung yang mampir untuk berinteraksi dengan tim Jejakkarbonku.id. Dari banyaknya pengunjung tersebut, ada juga yang baru mengetahui kalau aktivitas mereka menyumbang banyak karbon. 

Mereka cukup antusias untuk menanyakan aktivitas harian mereka, dan penggunaan kendaraan atau alat-alat rumah tangga yang menyumbang jejak karbon. Selain itu, para pengunjung juga terlihat bersemangat dalam memainkan permainan rumah tangga secara berkelompok. 

Jejakkarbonku.id merupakan alat penghitung emisi/jejak karbon berbasis platform. Masyarakat bisa mulai rutin menghitung aktivitas jejak karbon harian mereka dengan simpel dan mudah melalui platform ini. Sehingga kedepannya, masyarakat bisa mengukur tingkat pengurangan karbon harian mereka sehari-hari.

Jejakkarbonku.id Fasilitasi Kontribusi Individu untuk Kurangi Emisi

press release

Jakarta, 5 Agustus 2022 – Institute for Essential Services Reform (IESR) secara resmi meluncurkan alat penghitung emisi/jejak karbon untuk individu bernama “Jejakkarbonku.id”. Aplikasi kalkulator karbon berbasis website ini dikembangkan oleh IESR untuk menyempurnakan perangkat serupa yang sudah dimiliki IESR sejak 2012. Pemutakhiran Jejakkarbonku.id ini diharapkan dapat membantu individu menghitung jumlah emisi dari kegiatan sehari-hari secara lebih komprehensif, sekaligus memberikan rekomendasi cara untuk mengurangi emisi pribadi ini. 

Indonesia termasuk 10 besar negara dengan emisi terbesar di dunia. IESR memandang kesadaran perorangan untuk menghitung emisi karbonnya dan menjalankan gaya hidup rendah emisi akan berkontribusi terhadap pencapaian target pengurangan emisi sesuai Persetujuan Paris. Berdasarkan laporan IPCC AR6 WG3, carbon budget (kuota emisi karbon) global hanya tersisa 300-500 Gton CO2e (tingkat kepercayaan >50%) , artinya dengan emisi tahunan karbon global yang mencapai 59 Gton CO, hanya tersisa waktu 5-9 tahun sebelum kenaikan suhu rata-rata global sebesar 1.5 derajat C terlewati. 

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR mengatakan selain kemajuan teknologi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, perlu pula adanya perubahan perilaku manusia secara sistemik. 

“Kalkulator karbon Jejakkarbonku.id ini dikembangkan untuk mendorong perubahan perilaku ini. Supaya masyarakat sadar bahwa hal kecil yang dilakukan masyarakat sangatlah berpengaruh signifikan pada penurunan emisi karbon,” ungkap Fabby dalam peluncuran kalkulator karbon Jejakkarbonku.id.

Adanya gerakan warga untuk mengurangi emisi pribadinya diharapkan akan mendorong pemerintah untuk menaikkan target pengurangan emisinya. Sebab, jika mengacu pada angka yang ditetapkan saat ini, hal itu belum cukup untuk menahan laju pemanasan global pada level 1.5 derajat. 

Farah Vianda, Staf Program Ekonomi Hijau IESR, mengatakan telah dilakukan beberapa pemutakhiran data pada kalkulator karbon ini untuk memberikan perhitungan emisi gas rumah kaca yang lebih detail. Ia menyebutkan bahwa kalkulator karbon Jejakkarbonku.id menyediakan penghitungan emisi dari 3 sektor seperti rumah tangga, makanan dan transportasi. IESR tetap mempertahankan fitur kompetisi untuk mendorong semangat menurunkan emisi lebih kuat. Peringkat tertinggi berarti emisi yang dihasilkan semakin kecil.

“Setiap aktivitas manusia dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca. Kontribusi tiap individu diperlukan untuk mengatasi krisis iklim. Semakin banyak emisi yang dihasilkan, akan semakin meningkatkan suhu permukaan bumi dan meningkatkan frekuensi kejadian bencana alam. IPCC memperkirakan emisi global harus dikurangi setengahnya pada 2030, salah satunya dengan melakukan transisi energi secara masif. Berangkat dari permasalahan tersebut, kami menawarkan kalkulator karbon untuk menghitung emisi dan mendapatkan cara untuk mengurangi emisi itu sendiri,” tandas Farah. 

Fatmah, Dosen Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap jejak karbon akan memicu perubahan sikap untuk menurunkan emisi.

“Edukasi jejak karbon perlu diberikan kepada masyarakat Banyak perilaku yang bisa di edukasi kepada masyarakat. Aplikasi ini sangat baik dan dapat dilakukan kerjasama dengan akademisi untuk memberikan edukasi jejak karbon tidak hanya kepada generasi muda, melainkan juga kepada generasi lainnya,” simpulnya yang juga hadir di kesempatan yang sama.***

Peluncuran Jejakkarbonku.id

Darurat krisis iklim serta dampak negatif dari krisis tersebut semakin nyata terlihat dan akan mempengaruhi aktivitas ekonomi global bahkan kehidupan sehari-hari kita. Krisis yang dipicu oleh emisi gas rumah kaca (GRK) dari aktivitas manusia ini perlu diatasi dengan usaha kolektif secara global untuk menghindari perubahan iklim yang semakin parah. Untuk mengatasi krisis iklim ini, negara-negara di dunia melalui PBB telah menyepakati Paris Agreement pada tahun 2015, di mana tingkat emisi GRK harus dikurangi serendah mungkin hingga dapat mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Pemerintah Indonesia sendiri telah meratifikasi Paris Agreement dan telah menyampaikan komitmennya untuk menurunkan emisi GRK dengan menyiapkan visi jangka panjang untuk mengembangkan pola pembangunan rendah karbon yang sejalan dengan target yang disebutkan dalam scenario Low Carbon Compatible with Paris Agreement (LCCP)

 

Untuk dapat mensukseskan program Net Zero Emission, tentu dibutuhkan peran dari semua pihak, tak terkecuali masyarakat. Sebagai langkah awal untuk turut berkontribusi dalam mengurangi emisi GRK, penting untuk mengidentifikasi emisi GRK yang dikeluarkan dari aktivitas sehari-hari. Setelah teridentifikasi, maka kita dapat menyusun strategi dalam mengurangi emisi GRK tersebut dan lalu menerapkannya.

 

Oleh karena itu, untuk membantu mengidentifikasi emisi GRK dari aktivitas sehari-hari, Institute for Essential Services Reform (IESR) telah mengembangkan sebuah tool bernama jejakkarbonku.id, yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari tool serupa yang sudah diluncurkan IESR sejak 2012. Pada pengembangannya ini, telah terdapat fitur baru yang dapat digunakan pengguna untuk dapat berpartisipasi aktif dalam memerangi krisis iklim, diantaranya: pemutakhiran data kalkulator karbon, rekomendasi pengurangan jejak karbon, dan reminder

 

Untuk memperkenalkan fitur baru dan pengembangan tool ini maka IESR berencana menyelenggarakan peluncuran tool serta rangkaian kegiatan lanjutan yang bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia agar lebih memahami dan peduli dengan jejak karbon masing-masing.