Webinar Diseminasi Peta Jalan Dekarbonisasi Transportasi Indonesia

Tayangan Tunda


Latar Belakang

Indonesia telah mengesahkan komitmen untuk menjaga suhu global dibawah 1,5 OC yang sejalan dengan Perjanjian Paris melalui peraturan No. 6 tahun 2016. Meskipun pemerintah Indonesia telah menaruh target NDCnya (41% pengurangan emisi di 2030 jika dibandingkan kondisi BAU, dan net-zero emissions di 2060), namun, target tersebut masih tidak cukup untuk memenuhi tujuan Perjanjian Paris. Sektor energi diproyeksi akan mendominasi emisi Indonesia di masa depan. Di samping itu, dari sisi teknis dan ekonomis, sektor energi di Indonesia dapat mencapai nol emisi pada tahun 2050.

Sektor transportasi berkontribusi atas 23% dari total konsumsi energi di Indonesia pada tahun 2021, menggantikan sektor Industri sebagai sektor terbesar yang mengkonsumsi energi sejak tahun 2012. Konsumsi energi oleh sektor transportasi ini didominasi oleh bahan bakar minyak bumi (BBM) seperti bensin, diesel dan avtur. Pada tahun 2017, sektor ini berkontribusi sekitar 26% dari emisi gas rumah kaca (GRK) sektor energi, atau sekitar 147 Juta Ton CO2e. Angka tersebut belum termasuk emisi GRK yang hilang di industri hulu pengolahan minyak, yang berkontribusi sekitar 7% dari emisi GRK yang berhubungan di sektor energi. Pada tahun 2021, moda transportasi darat berkontribusi sekitar 90% dari total emisi sektor transportasi, diikuti sektor transportasi udara dan maritim.

Pemerintah telah melakukan beberapa inisiatif dan kebijakan di sektor transportasi untuk mengurangi emisi, seperti penggunaan biofuel, kendaraan umum (perpindahan moda), dan yang paling baru perpindahan ke kendaraan listrik. Salah satu yang mendorong pemerintah adalah tingginya peningkatan impor BBM yang telah terjadi sejak 2004. Namun, kebijakan tersebut belum dijadikan acuan oleh dokumen perencanaan yang sama (atau biasa disebut peta jalan), dan karena itu, terdapat potensi untuk mengoptimasi usaha dan biaya dalam implementasi inisiatif – inisiatif yang sudah ada dan mempromosikan inisiatif yang baru untuk mendukung dekarbonisasi sektor transportasi. Oleh karena itu pada fokus program ini, IESR saat ini telah melakukan pemodelan roadmap yang dapat memberikan panduan terhadap aspek atau strategi apa yang perlu diprioritaskan untuk secara efektif mengurangi emisi di sektor transportasi, dengan metodologi system dynamics.

Tujuan

Untuk melakukan diseminasi lebih lanjut terkait hasil temuan modelling system dynamics peta jalan peluang dekarbonisasi sektor transportasi struktur model Nasional dan Regional Jabodetabek.

Lebih spesifik diskusi dalam pertemuan ini diharapkan dapat:

  1. Menyebarkan dan berbagi informasi peta jalan dekarbonisasi transportasi Indonesia kepada pemangku kepentingan utama yang relevan, termasuk pembuat kebijakan, pelaku transportasi, asosiasi, dan lembaga penelitian,
  2. Menerima masukan serta memvalidasi peta jalan dekarbonisasi transportasi dari pemangku kepentingan utama terkait,
  3. Membahas kebijakan penting dan dapat ditindaklanjuti yang diperlukan untuk menerapkan peta jalan dekarbonisasi sektor transportasi pada skala nasional & regional,
  4. Identifikasi tantangan masa depan, peluang dan dukungan dari pemangku kepentingan utama yang relevan,

 


Materi Presentasi

Dissemination Webinar on Indonesia’s Transportation Decarbonisation Roadmap: Emission Reduction Projection and Policy Intervention in Modal Share and Electric Vehicles – Rahmi Puspita S, Fauzan Ahmad & Arij Ashari N

Slide-deck-Presenter-Diseminasi-Dekarbonisasi-Transport-5-Oktober-2023-

Unduh

Pemodelan Dinamika Sistem (System Dynamics) Transportasi: Dekarbonisasi – Dr Muhammad Tasrif

Slide-deck-Presenter-Pengantar-Model-Diseminasi-Dekarbonisasi-Transport-5-Oktober-2023

Unduh

Emission Reduction Projection and Policy Intervention in Modal Share and Electric Vehicles – Prof. Dr. Agus Taufik Mulyono

Slide-deck-Penanggap-Prof.-Agus-TM-Diseminasi-Dekarbonisasi-Transport-5-Oktober-2023-

Unduh