Indonesian Government’s Capacity for Just Energy Transition Planning

Krisis iklim global telah mendorong negara-negara di seluruh dunia untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi bersih dan terbarukan. Komitmen global telah mulai menempatkan semua negara pada jalur untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dan mencapai emisi nol bersih (NZE) pada tahun 2050, seperti yang diserukan dalam Perjanjian Paris. Untuk mencapai NZE, diperlukan upaya kolektif global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 45% pada tahun 2030. Penghapusan dan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil menjadi penting untuk mengurangi pemanasan global yang semakin parah.

Continue reading

Rekomendasi Sektoral untuk Peningkatan Ambisi Iklim Indonesia dalam Rangka Penyusunan Dokumen Second Nationally Determined Contributions (SNDC)

COP-28 di Uni Emirat Arab tahun ini akan menjadi ajang Global Stocktake pertama yang akan menjadi salah satu proses inventarisasi aksi iklim negara-negara di seluruh dunia untuk melihat apakah aksi tersebut sudah sejalan atau justru semakin menjauh dari target Persetujuan Paris (UNFCCC, n.d). Hasil dari The First Technical Dialogue of Global Stocktake, yang menunjukkan gap of action, yang akan menjadi landasan negosiasi dan peningkatan ambisi penurunan emisi global sesuai Persetujuan Paris. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Indonesia juga akan melakukan pembaharuan dokumen NDC menjadi Second NDC (SNDC) pada tahun 2024.

Melihat perkembangan implementasi dan ambisi iklim Indonesia dalam NDC, kami dari organisasi masyarakat sipil melihat perlunya memberikan masukan berbasis riset dan data atas penyusuan aksi mitigation dalam SNDC yang sejalan dengan Persetujuan Paris. Keterlibatan aktor non-pemerintah juga merupakan salah satu perwujudan transparansi dan akuntabilitas dalam pembuatan kebijakan yang merupakan salah satu prinsip penyusunan NDC sesuai Article 4 Line 13 Perjanjian Paris.

Oleh karena itu, Institute of Essential Services Reform (IESR) dan sejumlah organisasi masyarakat sipil Lainnya telah menyusun rekomendasi awal pada setiap sektor untuk NDC Indonesia. Rekomendasi sektoral ini disusun atas refleksi dari dokumen NDC sebelumnya, dan juga disesuaikan dengan keahlian/kompetensi masing-masing organisasi.

Besar harapan kami rekomendasi dari organisasi masyarakat sipil ini dapat diintegrasikan pada siklus pengembangan NDC berikutnya. Kami juga sangat berkenan jika Bapak/Ibu ingin berdiskusi lebih lanjut mengenai rekomendasi yang telah kami sampaikan. Jika Bapak/Ibu memiliki pertanyaan terkait rekomendasi ini, mohon dapat menghubung Sdr. Wira A. Swadana melalui e-mail: wira@iesr.or.id

Briefing Paper : Improving the Financing Landscape for Renewable Energy Development in APAC – A case study of Indonesia

Indonesia is a pivotal region in global efforts to curb climate change. In addition to being considered significantly more vulnerable to the impacts of climate change than other regions worldwide, it is also expected to play a key role in keeping global warming within 1.5°C as set under the Paris Agreement.
With the region’s share of global emissions increasing from 35% in 2010 to 58% in 20202, several countries, including Indonesia, have recently renewed their Nationally Determined Contributions (NDCs) to reflect more ambitious climate targets. Meeting the 1.5°C target, however, will require a vast amount
of climate finance as well as more strategic investment planning. Looking at commitments made by the 38 developing member countries of the Asian Development Bank (ADB), up to $16,999.3 billion will have to be invested between now and 2030 to meet the region’s NDC targets. Recognizing the urgency for robust investment growth and more strategic allocation of climate finance, this article looks at the latest developments and challenges facing Indonesia’s clean energy transition in comparison with other APAC countries, as well as insights on how we can leverage more climate finance opportunities to accelerate coal phase-out and the growth of renewable energy investment.

 

Reviewer IESR:

Laporan Climate Transparency 2021

Laporan Climate Transparency 2021, yang sebelumnya dikenal sebagai laporan Brown to Green, memberikan gambaran menyeluruh tentang semua negara G20, apakah – dan seberapa baik – yang mereka lakukan dalam perjalanan menuju transisi menuju ekonomi nol emisi bersih.

Continue reading

The Role of Electric Vehicles in Decarbonizing Indonesia’s Road Transport Sector

This paper – The Role of Electric Vehicles in Decarbonizing Indonesia’s Road Transport Sector – is produced as a part of work of Climate Transparency, an international partnership of IESR and 13 other research organizations and NGOs comparing G20 climate action – www.climate-transparency.org. This report has two objectives. Firstly, to evaluate existing policy and regulatory framework on the development of electric vehicles in Indonesia; secondly, to find the impact of electric vehicles penetration in GHGs emissions reduction to increase Indonesia’s climate ambition to meet the Paris Agreement’s goals.

Few countries have shown quite a remarkable growth in the electric vehicle market. In 2019, the Presidential Regulation that aims to accelerate electric vehicle deployment has been stipulated. However, this regulation alone is not sufficient. Without right and consistent policies, transparent planning and target, inter-sectoral coordination and incentives, it will be hard for Indonesia electric vehicle market to take-off.

Against this background, we build a model – focuses only on private passenger vehicles – to project the electric vehicle market in Indonesia. Furthermore, based on the projection, we analyze the impact of electrification of transport on Indonesia’s GHG emission reduction and the potential of electric vehicles to be included in the NDC.

Author: Julius C. Adiatma, Idoan Marciano

Rangkuman untuk Pengambil Kebijakan: Dinamika Batu Bara Indonesia

Tulisan ini dibuat sebagai bagian dari upaya Climate Transparency, sebuah kemitraan internasional yang terdiri dari IESR dan 13 organisasi riset lain dan NGO yang membandingkan aksi iklim G20 – www.climate-transparency.org.

Tulisan ini didanai oleh International Climate Initiative (IKI). Kementerian Federal untuk Lingkungan, Konservasi Alam, dan Keamanan Nuklir (BMU) Jerman mendukung inisiatif ini berdasarkan keputusan yang diadopsi oleh German Bundestag. Para penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada nama-nama berikut atas komentar yang konstruktif pada draf awal: Erina Mursanti, Fabby Tumiwa, and Marlistya Citraningrum (IESR). Gerd Leipold dan Hannah Schindler (Climate Transparency Secretariat). Thomas Spencer (TERI). Paola Parra (Climate Analytics). Semua opini yang tertuang, serta kelalaian, dan kesalahan yang mungkin terjadi adalah tanggung jawab dari penulis sendiri.

Laporan Lengkap (Full Study Report) tersedia dengan mengirimkan email ke iesr@iesr.or.id