Rekomendasi Sektoral untuk Peningkatan Ambisi Iklim Indonesia dalam Rangka Penyusunan Dokumen Second Nationally Determined Contributions (SNDC)

COP-28 di Uni Emirat Arab tahun ini akan menjadi ajang Global Stocktake pertama yang akan menjadi salah satu proses inventarisasi aksi iklim negara-negara di seluruh dunia untuk melihat apakah aksi tersebut sudah sejalan atau justru semakin menjauh dari target Persetujuan Paris (UNFCCC, n.d). Hasil dari The First Technical Dialogue of Global Stocktake, yang menunjukkan gap of action, yang akan menjadi landasan negosiasi dan peningkatan ambisi penurunan emisi global sesuai Persetujuan Paris. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Indonesia juga akan melakukan pembaharuan dokumen NDC menjadi Second NDC (SNDC) pada tahun 2024.

Melihat perkembangan implementasi dan ambisi iklim Indonesia dalam NDC, kami dari organisasi masyarakat sipil melihat perlunya memberikan masukan berbasis riset dan data atas penyusuan aksi mitigation dalam SNDC yang sejalan dengan Persetujuan Paris. Keterlibatan aktor non-pemerintah juga merupakan salah satu perwujudan transparansi dan akuntabilitas dalam pembuatan kebijakan yang merupakan salah satu prinsip penyusunan NDC sesuai Article 4 Line 13 Perjanjian Paris.

Oleh karena itu, Institute of Essential Services Reform (IESR) dan sejumlah organisasi masyarakat sipil Lainnya telah menyusun rekomendasi awal pada setiap sektor untuk NDC Indonesia. Rekomendasi sektoral ini disusun atas refleksi dari dokumen NDC sebelumnya, dan juga disesuaikan dengan keahlian/kompetensi masing-masing organisasi.

Besar harapan kami rekomendasi dari organisasi masyarakat sipil ini dapat diintegrasikan pada siklus pengembangan NDC berikutnya. Kami juga sangat berkenan jika Bapak/Ibu ingin berdiskusi lebih lanjut mengenai rekomendasi yang telah kami sampaikan. Jika Bapak/Ibu memiliki pertanyaan terkait rekomendasi ini, mohon dapat menghubung Sdr. Wira A. Swadana melalui e-mail: wira@iesr.or.id

Laporan Climate Transparency 2021

Laporan Climate Transparency 2021, yang sebelumnya dikenal sebagai laporan Brown to Green, memberikan gambaran menyeluruh tentang semua negara G20, apakah – dan seberapa baik – yang mereka lakukan dalam perjalanan menuju transisi menuju ekonomi nol emisi bersih.

Continue reading

Rekomendasi IESR untuk Presiden Joko Widodo

Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor. Di Indonesia, sektor ekonomi menjadi yang paling terdampak dengan merosotnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal dua 2020 hingga minus 5,32%.  Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga menjadi titik pembalikan pertumbuhan ekonomi yang merosot akibat pandemi Covid-19. IESR merekomendasikan akselerasi pengembangan energi terbarukan untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca-Covid-19 dan pencapaian target Perpres No. 22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional dan pencapaian penurunan emisi gas rumah kaca sesuai target Nationally Determined Contribution (NDC) sesuai UU No. 16/2016 tentang Ratifikasi Paris Agreement.