Indonesian Government’s Capacity for Just Energy Transition Planning

Krisis iklim global telah mendorong negara-negara di seluruh dunia untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi bersih dan terbarukan. Komitmen global telah mulai menempatkan semua negara pada jalur untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dan mencapai emisi nol bersih (NZE) pada tahun 2050, seperti yang diserukan dalam Perjanjian Paris. Untuk mencapai NZE, diperlukan upaya kolektif global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 45% pada tahun 2030. Penghapusan dan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil menjadi penting untuk mengurangi pemanasan global yang semakin parah.

Continue reading

Industry Decarbonization Roadmaps for Indonesia

Opportunities and Challenges to Net-zero Emissions

Pertumbuhan industri utama menimbulkan tantangan bagi pencapaian skenario Near Zero 2060. Untuk mengatasi hal ini, portofolio teknologi yang komprehensif diusulkan untuk dekarbonisasi industri. Strategi khusus untuk industri seperti besi dan baja, semen, amonia, pulp dan kertas, serta tekstil melibatkan transisi ke proses yang lebih bersih, meningkatkan efisiensi energi, dan menggunakan sumber terbarukan. Selain itu, sektor tenaga listrik yang terdekarbonisasi sangat penting untuk mencapai emisi CO2 yang mendekati nol di dunia industri.

Untuk memastikan transisi yang lancar, pendekatan kebijakan multifaset sangat penting, yang mencakup target emisi sektoral, kerangka kerja yang mendorong peralihan bahan bakar dan efisiensi energi, kondisi pasar untuk efisiensi material, dan investasi dalam penelitian dan persiapan tenaga kerja.

Laporan ini menjabarkan jalur komprehensif untuk mencapai industri karbon mendekati nol, yang mencakup teknologi yang sesuai dan opsi kebijakan untuk tahun 2060 dan percepatan tahun 2050. Laporan ini merupakan studi bersama antara Institute for Essential Services Reform dan Lawrence National Berkeley Laboratory.

 

Lihat juga halaman Lawrence National Berkeley Laboratory.

Rekomendasi Sektoral untuk Peningkatan Ambisi Iklim Indonesia dalam Rangka Penyusunan Dokumen Second Nationally Determined Contributions (SNDC)

COP-28 di Uni Emirat Arab tahun ini akan menjadi ajang Global Stocktake pertama yang akan menjadi salah satu proses inventarisasi aksi iklim negara-negara di seluruh dunia untuk melihat apakah aksi tersebut sudah sejalan atau justru semakin menjauh dari target Persetujuan Paris (UNFCCC, n.d). Hasil dari The First Technical Dialogue of Global Stocktake, yang menunjukkan gap of action, yang akan menjadi landasan negosiasi dan peningkatan ambisi penurunan emisi global sesuai Persetujuan Paris. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Indonesia juga akan melakukan pembaharuan dokumen NDC menjadi Second NDC (SNDC) pada tahun 2024.

Melihat perkembangan implementasi dan ambisi iklim Indonesia dalam NDC, kami dari organisasi masyarakat sipil melihat perlunya memberikan masukan berbasis riset dan data atas penyusuan aksi mitigation dalam SNDC yang sejalan dengan Persetujuan Paris. Keterlibatan aktor non-pemerintah juga merupakan salah satu perwujudan transparansi dan akuntabilitas dalam pembuatan kebijakan yang merupakan salah satu prinsip penyusunan NDC sesuai Article 4 Line 13 Perjanjian Paris.

Oleh karena itu, Institute of Essential Services Reform (IESR) dan sejumlah organisasi masyarakat sipil Lainnya telah menyusun rekomendasi awal pada setiap sektor untuk NDC Indonesia. Rekomendasi sektoral ini disusun atas refleksi dari dokumen NDC sebelumnya, dan juga disesuaikan dengan keahlian/kompetensi masing-masing organisasi.

Besar harapan kami rekomendasi dari organisasi masyarakat sipil ini dapat diintegrasikan pada siklus pengembangan NDC berikutnya. Kami juga sangat berkenan jika Bapak/Ibu ingin berdiskusi lebih lanjut mengenai rekomendasi yang telah kami sampaikan. Jika Bapak/Ibu memiliki pertanyaan terkait rekomendasi ini, mohon dapat menghubung Sdr. Wira A. Swadana melalui e-mail: wira@iesr.or.id

Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2024

IESR dengan bangga mempersembahkan IETO 2024, yang mendokumentasikan kemajuan transisi energi di sektor ketenagalistrikan, industri, transportasi, dan bangunan, serta lingkungan yang mendukungnya: kebijakan, regulasi, keuangan, adaptasi teknologi bersih, dan partisipasi publik dan daerah.

Continue reading

Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2023

Melalui publikasi Indonesia Clean Energy Outlook (ICEO), IESR telah melacak kemajuan penerapan energi bersih di Indonesia sejak 2017. Mulai tahun 2020, ICEO bertransformasi menjadi Indonesia Energy Transition Outlook (IETO), yang mencakup isu yang lebih luas dan pendalaman analisis.

Continue reading

Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2022

Edisi kelima dari IETO ini mengumpulkan berbagai perspektif dari pemangku kepentingan di sektor energi dan mengurasinya dengan studi mendalam untuk menyampaikan analisa strategis mengenai bagaimana transisi energi menuju sistem energi rendah karbon bertransformasi di tanah air.

Continue reading

Implikasi Paris Agreement terhadap masa depan PLTU Indonesia

Tulisan ini dibuat sebagai bagian dari upaya Climate Transparency, sebuah kemitraan internasional yang terdiri dari IESR dan 13 organisasi riset lain dan NGO yang membandingkan aksi iklim G20 – www.climate-transparency.org. Secara khusus, tulisan ini adalah salah satu upaya IESR dalam mendukung transisi batubara yang berkeadilan, dimana tulisan ini merupakan discussion paper dari laporan IESR yang berjudul “Indonesia’s Coal Dynamics: Toward A Just Energy Transition”. Tulisan ini didanai oleh International Climate Initiative (IKI). Kementerian Federal untuk Lingkungan, Konservasi Alam, dan Keamanan Nuklir (BMU) Jerman mendukung inisiatif ini berdasarkan keputusan yang diadopsi oleh German Bundestag.

Briefing Paper: Kebijakan Tarif Listrik di Indonesia

Penulis: Pamela Simamora

Isu Tarif Tenaga Listrik (TTL) sering kali menjadi isu politis di Indonesia. Penetapan tarifnya pun tidak melalui mekanisme yang transparan. Briefing paper ini mencoba untuk memberikan opsi penetapan tarif listrik di Indonesia dengan berkaca dari praktek-praktek di negara lain.