Institute for Essential Services Reform (IESR) menganggap rencana tambahan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) alias energi hijau di PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) masih kurang. Sebab hingga 2025, PLN hanya akan menambah 10,6 Gigawatt (GW) pembangkit EBT. Dengan kapasitas saat ini yang baru 10,3 GW, maka total pembangkit hijau di 2025 baru mencapai 20 GW. Sementara dalam model IESR, Indonesia minimal butuh setidaknya 24 GW untuk mengejar target EBT 23 persen.
Baca selengkapnya di Tempo