Bangun Jembatan untuk Ekowisata Mangrove

Cirebon, 28 September 2024– Puluhan sukarelawan dari berbagai organisasi berkumpul di RW 09 Kesunean Selatan, Cirebon. Mereka terlibat dalam Kegiatan Pembersihan Sampah dan Penanaman Bibit Mangrove demi Pelestarian Kawasan Mangrove yang Berkelanjutan yang diselenggarakan Institute for Essential Services Reform (IESR), Generasi Energi Bersih (GEN-B) Indonesia, GEN-B Cirebon, RW 09 Kesunean Selatan, dan Pemerintah Kota Cirebon serta berkolaborasi dengan Astra Tol Cipali, kolaboratorkebaikan.id, Cirebon History, World Cleanup Day Cirebon, DDVolunteer, Generasi Baru Indonesia (GenBI) Cirebon (28/09/2024).

Kegiatan Pembersihan Sampah dan Penanaman Bibit Mangrove dihadiri oleh warga sekitar dan diwakili oleh Ketua RW 09 Desa Kesunean Selatan, Cirebon, doc : IESR

Ketua RW 09, Pepep Nurhadi , dalam sambutannya, mengungkapkan pentingnya pelestarian mangrove. Ia menekankan bahwa pengembangan kawasan ini sebagai ekowisata akan memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat

“Kami berharap, melalui kerja sama yang terjalin dengan komunitas Generasi Energi Bersih dan pihak lainnya, kawasan mangrove seluas 7,5 hektar saat ini dapat berkembang menjadi 10 hingga 15 hektar di masa depan,” ungkap Pepep.

Senada, Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR menyampaikan pada kesempatan yang sama bahwa mangrove mempunyai manfaat besar bagi masyarakat dan lingkungan. Fabby menjelaskan bahwa mangrove memiliki tiga manfaat utama: sebagai tempat pembibitan alami spesies ikan yang meningkatkan stok ikan bagi nelayan, menjaga keanekaragaman hayati, serta menyerap polusi dan emisi karbon dioksida yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.

“Penyebab dari perubahan iklim adalah kenaikan konsentrasi emisi gas rumah kaca dan karbondioksida yang dihasilkan dari pembakaran energi fosil yang kita pakai sehari-hari, seperti penggunaan kendaraan BBM, atau listrik yang dari batubara. Hutan mangrove itu bisa menyerap dan menyimpan emisi karbon sepanjang hidupnya. Satu hektar hutan mangrove kira-kira dapat menyerap sekitar 27 hingga 38 ton karbon per tahunnya,” jelas Fabby.

Fabby juga menyoroti potensi ekowisata mangrove dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru, seperti pemandu wisata dan penjualan produk berbasis mangrove. Ia mendorong kolaborasi lebih lanjut untuk mendukung pembangunan jembatan yang dapat mencegah penebangan pohon akibat pembukaan jalur ke laut.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB), Suwarso Budi, mengapresiasi inisiatif masyarakat RW 09 Kesunean Selatan serta kolaborasi berbagai pihak dalam melestarikan kawasan mangrove. Ia menekankan pentingnya perawatan dan perlindungan terhadap mangrove yang telah ditanam serta peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.

“Kesadaran masyarakat untuk melakukan perawatan lingkungan dan persoalan sampah dengan menyelesaikan persoalan tersebut di tingkat individu atau masyarakat. Kesadaran masyarakat dan kolaborasi berbagai pihak akan meringankan upaya perawatan lingkungan,” kata Indra.

Maya Lynn, Ketua Nasional GEN-B Indonesia, bersama para relawan dari Jakarta dan Cirebon, turut terlibat dalam kegiatan ini dan menyatakan komitmen GEN-B untuk mendorong kolaborasi dalam mewujudkan ekowisata mangrove dan pembangunan jembatan.

Gabungan Beberapa Organisasi dalam Kegiatan Pembersihan Sampah dan Penanaman Bibit Mangrove di Cirebon, doc : IESR

Share on :

Leave a comment