Bedah Buku “Jejak dan Langkah Energi Terbarukan di Indonesia”
Untuk menurunkan emisi dari sektor energi, Indonesia perlu melakukan transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Namun, meski memiliki energi terbarukan yang melimpah, Indonesia baru memiliki 10,491 GW kapasitas terbarukan pada Desember 2020, naik hanya 188 MW dibandingkan 2019. Tenaga air dan energi panas bumi berkontribusi paling besar terhadap total kapasitas terpasang terbarukan (on-grid dan off-grid) Indonesia, membuat jenis energi terbarukan lainnya terbelakang. Sebaliknya, batu bara masih memainkan peran penting dalam sistem energi Indonesia. Antara 2005 dan 2019, Indonesia menambahkan 25 GW pembangkit listrik tenaga batu bara, meningkat 260% dalam 14 tahun. Ekspansi besar-besaran infrastruktur batubara ditujukan untuk memenuhi peningkatan permintaan energi yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi. Namun, penambahan batu bara tersebut masih terkonsentrasi di Pulau Jawa sementara beberapa wilayah di Tanah Air masih mengalami defisit listrik.
Dinamika pengembangan energi terbarukan di Indonesia ini telah diliput oleh media. Kompas, sebagai salah satu media terbesar di Indonesia, telah membuat banyak tulisan liputan mendalam tentang topik ini. Laporan harian yang mendalam ini disusun dalam sebuah buku berjudul “Jejak dan Langkah Energi Terbarukan Indonesia”, yang ditulis bersama Institute for Essential Services Reform (IESR). Buku ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi transisi energi yang sebenarnya di lapangan.