Webinar Mempercepat Transformasi Industri Baja di Asia Tenggara Khususnya Indonesia
Tayangan Tunda
Latar Belakang
Indonesia telah berkomitmen untuk menjadi negara dengan ekonomi nol karbon pada tahun 2060, termasuk di dalamnya tindakan-tindakan spesifik yang akan dilaksanakan untuk mendekarbonisasi sektor industrinya, yaitu peralihan bahan bakar, efisiensi energi, elektrifikasi, hidrogen, biomassa, serta penangkapan dan penyimpanan karbon. Indonesia merupakan pusat energi di Asia Tenggara, dan sektor industri telah memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Sejak beberapa dekade terakhir, sektor ini telah menyumbang sekitar 39% – 44% dari pembentukan PDB Indonesia. Industri yang penting termasuk manufaktur, pertambangan, dan penggalian, yang secara bersama-sama telah berkontribusi sekitar 26,3% dari PDB Indonesia pada tahun 2020 (BPS, 2021). Di antara industri manufaktur tersebut, besi dan baja merupakan industri yang mengonsumsi energi secara intensif dan merupakan salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, yaitu sekitar 11,25 MtCO2e atau 9,17% dari total emisi industri. Beberapa studi menunjukkan potensi untuk mengurangi intensitas energi dan emisi GRK secara keseluruhan melalui peningkatan penggunaan barang bekas, penetrasi teknologi rendah karbon, dan substitusi bahan bakar fosil ke bahan bakar rendah emisi. Namun, ada beberapa hambatan signifikan yang menghambat adopsi teknologi bersih di sektor baja, yaitu kurangnya kesadaran tentang teknologi, keterampilan yang tepat, akses ke pembiayaan, dan kebijakan yang mendukung. Untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, diperlukan kerja sama internasional. Transisi menuju netralitas iklim pada sektor baja masih dalam tahap awal di sebagian besar negara berkembang, dan jalurnya umumnya belum tersedia. Mengingat situasi ini, peningkatan kesadaran sering kali memainkan peran yang jauh lebih besar, seperti halnya peningkatan kapasitas untuk mengembangkan keahlian dasar para pelaku yang terkait dengan industri ini.
Dengan latar belakang tersebut, Agora Industry bersama dengan IESR meluncurkan serangkaian lokakarya peningkatan kapasitas tentang Dekarbonisasi Industri untuk berbagai aktor di Indonesia. Tujuan dari lokakarya peningkatan kapasitas ini adalah:
- Mengembangkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang status quo industri baja dan memahami tantangan transformasi. Hal ini selanjutnya akan membantu industri baja Indonesia dan para pembuat kebijakan dengan pemahaman yang lebih baik mengenai teknologi dan pilihan-pilihan kebijakan.
- Menciptakan forum untuk pertukaran pembelajaran dan pengalaman lintas negara untuk mempercepat dan mengalihkan investasi dari tanur tiup. Dan meningkatkan basis pengetahuan dari setiap aktor yang terlibat dalam dekarbonisasi baja di Indonesia.
Tujuan Acara
Tujuan dari webinar ini adalah untuk membahas peluang dekarbonisasi industri baja, ekspektasi industri, dan hambatan dalam implementasi.
- Memahami teknologi bahan bakar yang lebih bersih, kebijakan, dan tren industri baja.
- Mempelajari solusi dan peluang yang memungkinkan untuk dekarbonisasi.
- Mengakui dan mendiskusikan tantangan dan hambatan yang terkait dengan adopsi bahan bakar yang lebih bersih. Berbagi dan belajar dari studi kasus nasional dan internasional.
Implikasi keuangan dan ketersediaan bahan bakar yang lebih bersih, kemungkinan opsi transisi energi yang tidak terlalu mahal seperti peningkatan efisiensi energi, dan adopsi energi terbarukan di sektor ini.
Presentation
Accelerating Decarbonization of Indonesia’s Iron and Steel Industry in Ensuring Sustainable Infrastructure Development – Farid Wijaya
Accelerating-Decarbonization-of-Indonesias-Iron-and-Steel-Industry-in-Ensuring-Sustainable-Infrastructure-Development-Farid-WijayaGlobal and ASEAN Steel Scenario – Kajol – Agora Industry
Global-and-ASEAN-Steel-Scenario-Kajol-Agora-IndustryGRP Presentation – IESR Webinar – Helena Ariesty
GRP-IESR-Webinar-20-March-2024-Helena-AriestySpeakers
-
Fabby Tumiwa - Direktur Eksekutif IESR
-
Deon Arinaldo-Manajer Program Transformasi Energi IESR
-
Dr Farid Wijaya-Senior Analyst-IESR
-
Helenna Ariesty - Expert from Gunung Raja Paksi
-
Liliek Widodo - Director of Metal Industry - Ministry of Industry
-
Joseph Cordonnier - OECD
-
Bimakarsa Wijaya - Steel Industry Analyst Director - IISIA
-
Kathy Reimann - Agora Industry
-
Kajol K - Agora Industry