RFP – Economic and Development Assessment in Coal – Producing Region (Lahat)

Institut for Essential Services Reform (IESR) adalah lembaga yang berfokus pada energi dan lingkungan. Mendorong transformasi menuju sistem energi rendah karbon dengan mengadvokasi kebijakan publik berbasis data dan ilmiah, melakukan asistensi pengembangan kapasitas, dan membangun kemitraan strategis dengan pihak non-pemerintah. Saat ini, IESR sedang melakukan penelitian sosial dan ekonomi di wilayah batu bara di Indonesia, dengan tujuan memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai sektor ekonomi potensial lainnya selain batu bara, dalam rangka menciptakan lapangan kerja baru yang ramah lingkungan.

IESR melihat adanya peluang untuk mengembangkan sektor-sektor lain yang mendukung pertumbuhan ekonomi rendah karbon di tingkat daerah, mengingat penurunan batu bara global yang berdampak pada sistem ekonomi, baik di tingkat lokal maupun provinsi. Untuk menentukan sektor-sektor yang potensial untuk dikembangkan, diperlukan perhitungan dan analisis yang akurat dengan mempertimbangkan karakteristik daerah dan rencana pemerintah. IESR juga membutuhkan penilaian komprehensif mengenai dampak transisi energi terhadap ekonomi lokal dan peluang yang ada, terutama dalam mempromosikan pengembangan energi terbarukan dan ekonomi sirkular.

Proposal akan diterima hingga pukul 24.00 WIB pada hari Rabu, 27 September 2023. Proposal yang diterima setelah tenggat waktu tersebut akan dianggap tidak dapat diterima. Mohon kirimkan proposal ke Program Manager Sustainable Energy Access IESR, Marlistya Citraningrum (citra@iesr.or.id) dan cc: Rizqi Mahfudz rizqi@iesr.or.id. Mohon cantumkan “RFP Response – Economic and Development Assessment (Lahat)” pada subjek email.

 

Silakan baca detail berikut

RFP-Economic-and-Development-Assessment-in-Lahat-Sept-2023

Unduh

Mongabay | Cerita Warga Samirono-Bantar Beralih ke Biogas dan Gas Rawa

Marlistya Citraningrum, Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan Institute for Essential Services Reform (IESR) mengatakan, saat ini untuk memasak di Indonesia identik dengan LPG. Padahal, katanya, ada sumber energi lain seperti biogas dan gas rawa yang tersedia di daerah masing-masing.

Baca selengkapnya di Mongabay