Medcom | Ujung Tombak Transisi Energi

Report 2021 terbitan IESR mencatat 82 persen sektor pembangkit tenaga listrik Indonesia dikuasai oleh bahan bakar fosil. Dari jumlah itu, batubara mengambil porsi tertinggi atau sebanyak 63 persen dalam membangkit tenaga listrik. Mengutip data Kementerian ESDM, kapasitas pembangkit listrik nasional mencapai 73.341 MW hingga Juni 2021. Dari komposisi tersebut, PLTU mendominasi sebesar 47 persen atau sekitar 34.856 MW

Baca selengkapnya di Medcom

Katadata | Tak Mau Bebani APBN, Komitmen Transisi Energi Jokowi Dinilai Gamang

Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai bahwa pemerintah masih gamang dalam melakukan transisi energi. Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan pemerintah punya arah kebijakan soal transisi energi, di mana Presiden menetapkan dekarbonisasi pada tahun 2060 atau lebih awal. Pemerintah juga memutuskan tidak akan lagi membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara selain dari program 35 Giga Watt (GW). PLTU ke depan akan diakhiri dan diakselerasi dengan Energi Baru Terbarukan (EBT)

Baca selengkapnya di Katadata

Kumparan | Jokowi hingga Sri Mulyani Dikritik soal Transisi Energi: Jangan Dianggap Mahal

Dalam laporan Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2022 yang diluncurkan IESR hari ini, Selasa (21/12), IESR menilai dekarbonisasi sektor energi membutuhkan biaya sekitar USD 20-25 miliar per tahun. Sedangkan, nilai investasi kepada sektor EBT saat ini selalu di bawah USD 2 miliar dan masih jauh lebih rendah dari investasi pembangkit energi fosil. Sehingga, masih ada celah sebanyak 10 kali lipat untuk mencapai nilai investasi ideal tersebut

Baca selengkapnya di Kumparan

CNBC Indonesia | ‘Kiamat’Batu Bara Masih Lama, Konsumsi di 2050 Masih 40%

Spesialis Bahan Bakar Bersih IESR, Julius Christian Adiatma mengungkapkan sektor ketenagalistrikan pemerintah menjadi salah satu sektor yang paling disoroti dalam mengejar cita-cita net zero emission atau netral karbon pada 2050. Menurut IESR, penggunaan teknologi CCS/CCUS pada PLTU akan berdampak pada harga listrik lebih mahal dan meningkatnya risiko potensi aset terdampar yang lebih besar karena biaya yang tidak kompetitif

Baca selengkapnya di CNBC Indonesia

Kontan | Pertamina Targetkan PLTS di SPBU Meningkat 10 Kali Lipat Tahun Depan

Data Institute of Essential Services Reform (IESR) menunjukkan bahwa potensi teknis PLTS di Bali mencapai 26,4 GWp. Ditambah lagi, dengan terbitnya Peraturan Gubernur nomor 45 tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, pemerintah daerah Bali semakin gencar mendorong pemanfaatan energi bersih termasuk PLTS. Pengembangan EV battery juga merupakan salah satu masa depan bisnis Pertamina NRE dan menjadi komitmen utama manajemen untuk mewujudkannya

Baca selengkapnya di Kontan

Kontan | IESR Menilai Akselerasi Energi Bersih Mutlak Dilakukan

Manager Program Transformasi Energi IESR Deon Arinaldo mengungkapkan, biaya pembangkitan listrik dari penggunaan CCS pada PLTU akan bersaing dengan teknologi energi terbarukan dengan storage. Sejauh ini, PLTU dengan CCS yang beroperasi di dunia masih punya kendala pada operasi dan pencapaian penurunan emisinya

Baca selengkapnya di Kontan

Katadata | Mengukur Potensi Energi Laut untuk Kejar Target Bauran EBT 23% 2030

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan pemanfaatan energi laut yang terdiri dari tidal, gelombang (wave), arus (current) dan thermal (OTEC) di seluruh dunia masih minim, setidaknya baru sekitar 500 megawatt (MW). Salah satu negara yang paling banyak memanfaatkan energi laut dalam bentuk tidal energy saat ini adalah Inggris. Untuk pemanfaatan energi laut harus dilihat terlebih dulu seberapa besar potensi yang ada di Indonesia

Read more at Katadata