Tirto | Komitmen Semu Energi Terbarukan di RUU EBT: Masih Bahas Batu Bara

Draf RUU EBT memperlihatkan pemerintah belum punya solusi untuk keluar dari ketergantungan energi fosil. Saat Cina berkomitmen untuk tidak mendanai PLTU, target dan hasil batubara RI malah mencapai angka tertinggi di 2021. Fabby, Direktur Eksekutif IESR, menawarkan solusi ketimbang turunan batubara dimasukkan kedalam RUU EBT, lebih baik dijadikan sumber material karbon maju yang bisa digunakan contohnya untuk kendaraan listrik

Baca selengkapnya di Tirto

Kompas | Potensi Energi Terbarukan di Wilayah Maluku Tinggi

Wilayah Maluku dan Maluku Utara memiliki potensi energi baru terbarukan yang cukup tinggi, yaitu 738 gigawatt, yang berasal dari energi surya, air, angin, dan biomassa dimana potensi teknis energi surya di Maluku dan Maluku Utara 721 gigawatt (GW), energi air 1,5 GW, dan biomassa 75 megawatt. Sementara untuk potensi energi angin dapat mencapai 15,5 GW di ketinggian 50 meter dan 15,9 GW di ketinggian 100 meter. Menurut Fabby, potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

Baca selengkapnya di Kompas

The Jakarta Post | Menjadi pemain utama pembangkit listrik tenaga surya

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang net power metering. Kebijakan tarif baru. Kita membutuhkan reformasi pasar listrik yang luas dan berani serta kepemimpinan nasional yang kuat untuk memanfaatkan potensi tenaga surya kita yang besar. Program tenaga surya nasional Indonesia dapat menarik investasi hingga US$ 14,4 miliar untuk menghasilkan 18.000 MW untuk membantu negara memenuhi targetnya

Baca selengkapnya di Jakarta Post

Kontan | Negosiasi ulang COD 34 pembangkit, PLN targetkan rampung tahun ini

PLN negosiasikan Commercial Operation Date (COD) 34 bersama Independent Power Producer (IPP). Menurut Fabby, Direktur Eksekutif IESR, PLN perlu memberi batas tegas terkait financial closing , setidaknya pertengahan tahun depan. Setiap pembangkit harus meningkatkan kemampuan bekerja pada load minimum dari 30% menjadi 40% dan pemangkasan waktu kontrak dari 30 tahun menjadi 25 tahun agar mengurangi potensi over capacity dan stranded asset yang bisa dialami oleh PLN

Baca selengkapnya di Kontan

IDX Channel | Bahan Bakar Nabati dan Hidrogen jadi Alternatif untuk Kendaraan Berat

Menurut Julius Adiatma, spesialis Bahan Bakar Bersih IESR, kendaraan berat akan yang paling berpeluang menggunakan hidrogen dan bahan bakar nabati. Ia mengatakan dalam jangka pendek, hidrogen berpotensi untuk mulai digunakan di sektor industri sambil melihat perkembangan keekonomiannya. bahan bakar nabati (BBN) terutama biodiesel akan memainkan peran yang cukup besar di Indonesia. Hal ini mempertimbangkan tersedianya sumber daya seperti sawit.

Baca selengkapnya di IDX Channel

Kompas | Tak Hanya Mobil Listrik, Bahan Bakar Nabati Juga Penting Turunkan Emisi

Menurut Julius Adiatma, Spesialis Bahan Bakar Bersih IESR, kendaraan berat akan yang paling berpeluang menggunakan hidrogen dan bahan bakar nabati. Ia mengatakan dalam jangka pendek, hidrogen berpotensi untuk mulai digunakan di sektor industri sambil melihat perkembangan keekonomiannya. bahan bakar nabati (BBN) terutama biodiesel akan memainkan peran yang cukup besar di Indonesia. Hal ini mempertimbangkan tersedianya sumber daya seperti sawit.

Baca selengkapnya di Kompas

Warta Ekonomi | Investasi Energi Terbarukan Terus Meningkat, di Indonesia Penuh dengan Tantangan

Indonesia belum memiliki peraturan komprehensif yang mendukung pembangunan energi terbarukan secara penuh. Peraturan belum secara komprehensif mengatur tarif, insentif, subsidi, dan pengurangan risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas pengembangan energi baru terbarukan. Dari sisi investasi, kurangnya ketersediaan pendanaan dari institusi keuangan lokal dan terbatasnya proyek energi terbarukan yang bankable atau memenuhi persyaratan bank untuk mendapatkan kredit usaha

Baca selengkapnya di Warta Ekonomi

Bisnis | Harga masih mahal, IESR sarankan pengembang beli PLTS atap untuk rumah secara rombongan

Sejumlah pengembang mengaku belum berani untuk menyematkan PLTS atap karena mahalnya ongkos yang harus dikeluarkan. Menurut Fabby, Direktur Eksekutif IESR, pengadaan PLTS atap dalam skala besar untuk kebutuhan perumahan juga akan membuat harga panel surya lebih murah dibandingkan dengan harga ritel. Penggandaan PLT atap dalam skala besar untuk perumahan dapat menekan biaya panel surya sebanyak 15% dari harga ritel yang mencapai Rp 15 juta

Baca selengkapnya di Bisnis

Kontan | Investasi pembangkit tenaga nuklir dapat gagalkan tercapainya target perubahan iklim

Berbagai pilihan teknologi rendah karbon dapat menjadi opsi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) diantaranya energi terbarukan, Carbon Capture and Storage/ Carbon Capture, Utilization, and Storage. Namun, pemerintah perlu mempertimbangkannya secara matang sebab masing-masing teknologi mempunyai karakter dan tingkat resiko yang berbeda. Namun ditinjau dari sisi perkembangannya di dunia, PLTN stagnan dalam sepuluh tahun terakhir. Apabila dana berfokus kepada PLTN maka dana untuk CCS atau mengatasi karbon dari PLTU akan berkurang dan tidak mengurangi emisi karbon yang diemisikan oleh PLTU itu sendiri

Baca selengkapnya di Kontan