Realisasi subsidi dan kompensasi energi di 2023 kemungkinan akan sedikit lebih rendah dari pagu yang dianggarkan dalam APBN 2023 sebesar Rp 339,6 triliun.
Baca selengkapnya di Kontan.
Dua emiten di sektor energi baru dan terbarukan, yakni PT PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), berlomba melakukan ekspansi bisnis guna mengembangkan kapasitas dan mempercepat pertumbuhannya. Gairah ekspansi keduanya pun menyulut euforia di kalangan investor terhadap saham mereka.
Baca selengkapnya di Bisnis Indonesia.
Menteri Pertambangan dan Energi periode 1998-1999 Kuntoro Mangkusubroto meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo, Jakarta, Minggu (17/12/2023) pukul 01.03. Sepanjang hidupnya, Kuntoro yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias ini dikenal sebagai sosok yang berintegritas dan bekerja tanpa hingar bingar.
Baca selengkapnya di Kompas.
Jepang menawarkan bantuan kepada negara-negara Asia Pasifik untuk mengurangi emisi dengan berbagai teknologi, termasuk solusi iklim yang menurut para kritikus dapat memperpanjang usia pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Baca selengkapnya di Bloomberg.
Meski tarif listrik dari pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) terus menurun dari tahun ke tahun, saat ini harganya tetap lebih mahal dibandingkan pembangkit batubara yang mendominasi sumber listrik di Tanah Air. Maklum, harga listrik PLTU terbantu dengan subsidi batubara berupa domestic price obligation (DPO) US$ 70 per ton.
Baca selengkapnya di Kontan.
Asia Tenggara, yang dihuni oleh hampir 700 juta penduduk, merupakan salah satu wilayah yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kawasan ini menghadapi kenaikan permukaan air laut, angin topan yang semakin kuat, serta banjir, kekeringan, dan gelombang panas yang lebih parah.
Baca selengkapnya di Philstar Global.
Proses transisi energi di Indonesia selama tiga tahun terakhir berada pada fase konsolidasi. Meskipun hasilnya yang berupa kenaikan kapasitas energi terbarukan belum terlihat, Indonesia telah menetapkan komitmen dan rencana untuk transisi energi serta menjadikannya sebagai agenda nasional.
Baca selengkapnya di Koran Jakarta.
Indonesia menargetkan untuk mencapai puncak emisi gas rumah kaca (GRK) pada 2035 untuk selanjutnya melandai hingga tercapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih awal. Dalam mencapai target ini masih dibutuhkan dukungan regulasi dan investasi yang lebih masif.
Baca selengkapnya di Kontan.
Pemerintah Indonesia memiliki komitmen politik untuk melakukan transisi energi sehingga meningkatkan pendanaan proyek energi terbarukan, baik dari level bilateral maupun multilateral.
Baca selengkapnya di Kompas.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyebutkan proses transisi energi di Indonesia selama tiga tahun terakhir berada pada fase konsolidasi.
Baca selengkapnya di ANTARA.
Diperkirakan Indonesia akan mengalami realisasi investasi terendah dalam proyek energi terbarukan dalam enam tahun, meskipun negara ini bertujuan untuk mendekarbonisasi sektor kelistrikan, yang menurut para ahli sebagian disebabkan oleh kurangnya diskusi untuk mengatasi hambatan struktural dan keuangan dalam sektor tersebut.
Baca selengkapnya di Jakarta Post.
Presiden Indonesia Joko Widodo telah meminta Kementerian Investasi untuk mencari investor yang berminat pada proyek di luar nikel dan timah. Ternyata, presiden telah mengidentifikasi pasir kuarsa - bahan baku untuk panel surya - sebagai sektor yang menjanjikan selanjutnya.
Baca selengkapnya di China Global South.