Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai kebijakan subsidi mobil listrik saat ini tidak tepat. Pasalnya pembeli mobil listrik adalah masyarakat kelas menengah atas.
Baca selengkapnya di CNN.
Berdasarkan perhitungan IESR, jika masyarakat beralih menggunakan motor listrik maka penghematan dari pembelian BBM yang bisa dinikmati mencapai Rp 5-8 juta per tahun.
Baca selengkapnya di Kata Data.
Institute for Essential Services Reform (IESR) mencatat bahwa investasi untuk sektor tersebut masih rendah. Selama periode 2017-2021, rata-rata realisasi investasi energi terbarukan hanya US$ 1,62 miliar. Sepanjang Januari-September 2022, realisasinya baru US$ 1,35 miliar atau 34 persen dari target ambisius US$ 3,97 miliar.
Baca selengkapnya di Tempo.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa berpendapat bahwa pemerintah perlu turun tangan dalam mengatasi hal tersebut. Salah satunya dengan membentuk tim negosiasi listrik swasta seperti yang sudah dilakukan pada era 1999-2000.
Baca selengkapnya di CNBC.
Institute for Essential Services Reform (IESR) menyebut sektor ketenagalistrikan menyumbang 40 persen dari emisi gas rumah kaca di Indonesia. Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan saat ini, total emisi dari sektor energi mencapai 600 juta ton.
Baca selengkapnya di CNN.
Penulis IETO 2023 yang juga peneliti senior IESR, Handriyanti D Puspitarini, mengatakan, pada triwulan III-2022, produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,72 persen seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi seperti sebelum pandemi. Namun, dalam program pemulihan ekonomi itu, alokasi anggaran lebih banyak terserap untuk dukungan pada energi fosil.
Baca selengkapnya di Kompas.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyatakan seharusnya negara maju bertanggung jawab atas penurunan gas emisi karbon dalam mendukung netral karbon atau Net Zero Emissions (NZE).
Baca selengkapnya di CNBC.
Shahnaz Nur Firdausi, Peneliti Energi dan Iklim Institute for Essential Services Reform (IESR) mengatakan emisi kendaraan listrik lebih rendah dari kendaraan bensin, meskipun saat ini listriknya masih berasal dari PLTU.
Baca selengkapnya di Kata Data.
IESR dan CAT memandang seharusnya Indonesia dapat menetapkan target lebih ambisius lagi, terutama setelah dirilisnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyedian Tenaga Listrik.
Baca selengkapnya di Kompas.com.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, mengatakan program bagi-bagi rice cooker ini memang pada dasarnya bisa meningkatkan konsumsi listrik masyarakat, namun tidak signifikan.
Baca selengkapnya di Kumparan.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyebut pemerintah perlu menjelaskan lebih detil terkait besaran subsidi Rp6,5 juta tersebut. Selain itu, pemerintah juga perlu menentukan kriteria motor listrik yang bisa mendapatkan subsidi.
Baca selengkapnya di CNN.
Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai target penambahan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 2025 bakal sulit tercapai.
Baca selengkapnya di Kontan.