Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa berpendapat, kebijakan mandatori standar industri hijau yang diterapkan perlu berorientasi pada peningkatan daya saing ekspor Indonesia.
Baca selengkapnya di Kompas.
Institute for Essential Services Reform (IESR) telah menunjukkan biaya mobil listrik rata-rata di atas Rp 700 juta (US$44.871,88), untuk itu insentif sebesar Rp 80 juta akan membuat harga kendaraan tersebut sekitar Rp 600 juta.
Baca selengkapnya di Jakarta Post.
Peneliti Muda Sistem Ketenagalistrikan dan Sumber Daya Energi Terdistribusi IESR Faris Adnan, mengungkap Pemerintah Indonesia dapat berkaca dari pengalaman India yang memberikan insentif kendaraan listrik melalui skema The Faster Adoption and Manufacturing of Electric Vehicles (FAME).
Baca selengkapnya di Tribunnews.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai kebijakan subsidi mobil listrik saat ini tidak tepat. Pasalnya pembeli mobil listrik adalah masyarakat kelas menengah atas.
Baca selengkapnya di CNN.
Berdasarkan perhitungan IESR, jika masyarakat beralih menggunakan motor listrik maka penghematan dari pembelian BBM yang bisa dinikmati mencapai Rp 5-8 juta per tahun.
Baca selengkapnya di Kata Data.
Institute for Essential Services Reform (IESR) mencatat bahwa investasi untuk sektor tersebut masih rendah. Selama periode 2017-2021, rata-rata realisasi investasi energi terbarukan hanya US$ 1,62 miliar. Sepanjang Januari-September 2022, realisasinya baru US$ 1,35 miliar atau 34 persen dari target ambisius US$ 3,97 miliar.
Baca selengkapnya di Tempo.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa berpendapat bahwa pemerintah perlu turun tangan dalam mengatasi hal tersebut. Salah satunya dengan membentuk tim negosiasi listrik swasta seperti yang sudah dilakukan pada era 1999-2000.
Baca selengkapnya di CNBC.
Institute for Essential Services Reform (IESR) menyebut sektor ketenagalistrikan menyumbang 40 persen dari emisi gas rumah kaca di Indonesia. Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan saat ini, total emisi dari sektor energi mencapai 600 juta ton.
Baca selengkapnya di CNN.
Penulis IETO 2023 yang juga peneliti senior IESR, Handriyanti D Puspitarini, mengatakan, pada triwulan III-2022, produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,72 persen seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi seperti sebelum pandemi. Namun, dalam program pemulihan ekonomi itu, alokasi anggaran lebih banyak terserap untuk dukungan pada energi fosil.
Baca selengkapnya di Kompas.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyatakan seharusnya negara maju bertanggung jawab atas penurunan gas emisi karbon dalam mendukung netral karbon atau Net Zero Emissions (NZE).
Baca selengkapnya di CNBC.
Shahnaz Nur Firdausi, Peneliti Energi dan Iklim Institute for Essential Services Reform (IESR) mengatakan emisi kendaraan listrik lebih rendah dari kendaraan bensin, meskipun saat ini listriknya masih berasal dari PLTU.
Baca selengkapnya di Kata Data.
IESR dan CAT memandang seharusnya Indonesia dapat menetapkan target lebih ambisius lagi, terutama setelah dirilisnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyedian Tenaga Listrik.
Baca selengkapnya di Kompas.com.