Raditya Yudha Wiranegara, Senior Researcher IESR menjelaskan terdapat 12 PLTU yang diidentifikasi sebagai low hanging fruits (LHF) karena secara teknis, ekonomi, dan dampak lingkungan sangat buruk.
Baca selengkapnya di Kontan.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menjelaskan untuk mencapai investasi US$ 1 triliun hingga 2060 dibutuhkan investasi rata-rata setiap tahunnya US$ 30 miliar hingga US$ 40 miliar untuk 30 tahun ke depan.
Baca selengkapnya di Kontan.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa meminta pemerintah untuk membatasi emisi yang lebih progresif untuk mempercepat pengurangan gas buang pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara saat kebijakan pajak dan perdagangan karbon resmi diimplementasikan.
Baca selengkapnya di Bisnis.com.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, merasa pemerintah seharusnya tidak melarang ekspor listrik EBT. Menurutnya, ada beberapa alasan yang bisa dipertimbangkan pemerintah. Pertama, sumber daya EBT di Indonesia sangat berlimpah.
Baca selengkapnya di Kumparan.com.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa Perpres tersebut tidak serta merta mempensiunkan PLTU yang ada saat ini juga. Sehingga masih ada waktu bagi perusahaan swasta maupun BUMN, dalam hal ini PT PLN (Persero) untuk melakukan persiapan.
Baca selengkapnya di Kompas.com.
Anggota Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) Widhyawan Prawiraatmadja menilai pemerintah setidaknya dapat mengantisipasi terhadap dampak yang ditimbulkan akibat kebijakan pensiun dini PLTU. Mengingat, terdapat ratusan ribu pekerja yang menggantungkan hidupnya di sektor ini.
Berita selengkapnya di CNBC Indonesia.
"Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, saat ini ada perbedaan tarif listrik untuk golongan pelanggan 450 VA dan 900 VA bersubsidi. Selisih ini berpotensi meningkatkan beban belanja rumah tangga."
Baca selengkapnya di Kontan.
"Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, keputusan untuk membeli minyak dari Rusia tidak bisa dikatakan hanya berdasar pada kepentingan nasional."
Baca selengkapnya di Medcom.
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengingatkan pemerintah perlu melihat tujuan awal pengembangan biodiesel. Fabby menyebutkan terdapat dua pilihan, yaitu apakah biodiesel hanya sebagai substitusi energi atau sekaligus menekan emisi.
Berita selengkapnya di Katadata.
Data dari Institute for Essential Services Reform (IESR) menunjukkan bahwa menurut RE100, sebuah gerakan yang diprakarsai oleh LSM yang berbasis di Amerika Serikat, The Climate Group, semakin banyak perusahaan multinasional di seluruh dunia yang berkomitmen untuk mengkonsumsi 100 persen listrik terbarukan. Pada 2019, 5 persen perusahaan RE100 telah beroperasi di Indonesia .
Selengkapnya…
Direktur Eskekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengingatkan konsumsi Pertalite bisa 5-6 juta kilo liter lebih tinggi dibandingkan kuota jika konsumsinya tidak dikendalikan.
Baca selengkapnya di CNBC
Marlistya Citraningrum, Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan Institute for Essential Services Reform (IESR) mengatakan, saat ini untuk memasak di Indonesia identik dengan LPG. Padahal, katanya, ada sumber energi lain seperti biogas dan gas rawa yang tersedia di daerah masing-masing.
Baca selengkapnya di Mongabay