Sindo | Target Bauran Energi Butuh Investasi Rp213 Triliun

Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan dan konservasi Energi (EBTKE) Kementrian Dadan Kusdiana mengatakan bahwa Indonesia memerlukan investasi sedikitnya Rp10.000 Triliun untuk mencapai target zero emission pada 2060. Menurut Fabby, Direktur Eksekutif IESR, angka investasi tersebut akan berubah seiring dengan keekonomian di masa depan. Kajian IESR menunjukkan untuk memenuhi target EBT hingga tahun 2025, investasi yang diperlukan sekitar US$14 miliar atau setara dengan Rp210 Triliun. Harapannya kesempatan ini bisa menjadi investasi. Bukan hanya menarik biaya namun juga membuka kesempatan investasi

Baca selengkapnya di Sindo

Siar | Pemprov Jateng Terus Kembangkan Jateng Solar Province

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berkomitmen mengembangkan energi terbarukan, khususnya tenaga surya. Terbukti dengan program-program yang sedang direncakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah seperti rencana pemasangan PLTS pada UMKM, pesantren, dan beberapa waduk yang dicanangkan menjadi PLTS terapung di Jawa Tengah nantinya.

Baca selengkapnya di Siar

Kompas | Pekerjaan Rumah Indonesia Masih Besar dalam Transisi Energi

Beberapa catatan dalam transisi energi adalah menyusun rencana energi nasional yang terintegrasi, memitigasi dampak transisi energi terhadap industri bahan bakar fosil, menggunakan teknologi rendah karbon dalam industri transportasi, dan mempertimbangkan prinsip berkeadilan selama masa transisi. Menurut Fabby, Direktur Eksekutif IESR, dalam dekade ini penting bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk bisa mencapai target dekarbonisasi hingga 45%. Hal ini dapat dicapai berdasarkan kajian IESR Deep Decarbonization of Indonesia’s energy System.

Selengkapnya di Kompas

Bisnis | Indonesia Perlu Investasi Rp10.000 Triliun untuk Capai Target Zero Emission di 2060

Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementrian Dadan Kusdiana mengatakan bahwa Indonesia memerlukan investasi sedikitnynya Rp10.000 Triliun untuk mencapai target zero emission pada 2060. Menurut Fabby, Direktur Eksekutif IESR, angka investasi tersebut akan berubah seiring dengan keekonomian di masa depan. Kajian IESR menunjukkan untuk memenuhi target EBT hingga tahun 2025, investasi yang diperlukan sekitar US$ 14 miliar atau setara dengan Rp210 Triliun. Harapannya kesempatan ini bisaa namun juga membuka kesempatan investasi

Baca selengkapnya di Bisnis

Katadata | Permen PLTS Atap Terbit, ESDM Sebut Imlementasinya Masih Bermasalah

Direktur Jendral EBTKE Kementrian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan semua proses dalam penyusunan permen sudah sesuai dengan prosedur, namun permen ini berkaitan dengan perpres yakni adanya izin ke presiden. ESDM terus menjalin komunikasi dengan Sekretariat Kabinet Republik Indonesia untuk menuntaskan persoalan tersebut. Fabby menyatakan apabila suatu aturan di Indonesia telah dirilis, maka peraturan seharusnya sudah berlaku. Namun perlu disadari bahwa masih ada pro-kontra mengenai penerbitan aturan ini

Selengkapnya di Katadata

Antara | Emil Salim: Perlu Generasi yang Kuasai Teknologi Berwawasan Lingkungan

Pakar lingkungan, Prof Dr Emil Salim, mengatakan saat ini diperlukan generasi muda yang menguasai sains dan teknologi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat menekan laju efek gas rumah kaca (GRK) dari emisi karbon dioksida. Upaya menekan pemanasan global sebagai dampak dari perubahan iklim ini untuk kepentingan generasi muda. Jika mulai saat ini tidak berusaha menurunkan emisi karbon dioksida untuk menekan efek GRK, maka generasi ke depan akan merasakan akibatnya.

Baca selengkapnya di Antara

Kontan | Kejar target bauran EBT di tengah surplus listrik berikut opsi solusi ESDM dan IESR

Porsi bauran energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional tahun 2020 baru mencapai 23% dari target tahun 2025. RUPTL diharapkan meningkatkan porsi pembangkit listrik berbasis EBT menjadi 20 GW berbasis on grid. Menurut Fabby, Direktur Eksekutif IESR, solusi penggunaan PLTS cukup efektif untuk mengatasi kondisi oversupply khususnya yang terjadi di wilayah Jawa dan Sumatera

Baca selengkapnya di Kontan

Tempo | Peneliti: Energi Surya Jadi Raja Baru Energi Dunia, Indonesia Masih Lambat

Koordinator peneliti dari Institute for Essential Services Reform (IESR) Pamela Simamora mengatakan, penggunaan energi baru terbarukan (EBT) terus meningkat dan tenaga surya menjadi raja baru di sektor energi dunia. Bauran energi terbarukan di dunia semakin meningkat sementara Indonesia masih tumbuh lambat. Saat dunia siap akhiri era batubara, Indonesia masih terus bergantung pada PLTU Batubara

Selengkapnya di Tempo