Liputan Media
CNN Indonesia | PLTS 100 GW Dinilai Bisa Jadi Kuda Hitam Transisi Energi Indonesia
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 100 gigawatt (GW) dinilai bisa menjadi “kuda hitam” dalam mempercepat transisi energi Indonesia menuju target Indonesia Emas 2045. Baca selengkapnya di CNN Indonesia
Bisnis Indonesia | IESR: Rencana Iklim Indonesia dalam Second NDC Berisiko Mahal dan Tidak Efisien
IESR menilai Second NDC Indonesia berisiko mahal dan tidak efisien karena menunda puncak emisi hingga 2035. Baca selengkapnya di Bisnis Indonesia.
Kompas.id | Program Sampah untuk Energi Butuh Mitigasi Risiko
Pemangku kepentingan perlu memastikan kesesuaian teknologi hingga mitigasi risiko. Keterbatasan fiskal daerah juga dinilai menjadi tantangan. Baca selengkapnya di Kompas.id.
Kompas.com | Tak Ada Jaminan Deforestasi, Indonesia Berisiko Gagal Capai Target NZE 2060
Target puncak emisi gas rumah kaca (GRK) atau peak emission Indonesia dalam dokumen Second Nationally Determined Contribution (NDC) mundur dari awalnya tahun 2030, menjadi pada 2035. Baca selengkapnya di Kompas.com
Bisnis Indonesia | IESR: Draf Second NDC Indonesia belum Cukup Ambisius Capai Net Zero Emission
Draf Second NDC Indonesia dinilai IESR kurang ambisius untuk capai net zero emission sesuai Paris Agreement. Aksi iklim perlu dipercepat sebelum 2035. Baca selengkapnya di Bisnis Indonesia.
Kata Data | Pergeseran Target Puncak Emisi ke 2035 Berisiko Gagalkan Target Net Zero RI
Pergeseran target puncak emisi Indonesia ke 2035 dinilai dapat mengancam pencapaian target emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060. Kebijakan ini juga dianggap tidak sejalan dengan target Perjanjian Paris
IDX Chanel | Antisipasi Mandatori B50, Bahlil Ingin Manfaatkan DMO Sawit
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meyakini kebijakan mandatori B50 akan mendongkrak kebutuhan CPO di dalam negeri.Baca selengakpnya di IDX Chanel.
Sindonews | Leadership Jelek, Presiden Prabowo Diminta Evaluasi Kinerja Bahlil
Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa, memberikan rapor merah terhadap kinerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada tahun pertama