Mendorong Solusi Masa Depan Mobilitas Hijau

Jakarta, 25 November 2024 – Setahun terakhir, kualitas udara Jakarta menjadi sorotan, terutama dengan lonjakan polusi yang berdampak besar pada kesehatan masyarakat. Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menyebutkan bahwa polusi udara adalah “silent killer” yang berkontribusi pada banyak penyakit serius seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit jantung, bahkan stroke. Partikel halus seperti PM2.5 yang terhirup dapat masuk ke aliran darah, menyebabkan dampak kesehatan jangka panjang tanpa disadari.

“Salah satu sumber utama polusi udara adalah pembakaran bahan bakar fosil, terutama dari kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) berkualitas rendah. Di Indonesia, kadar sulfur dalam BBM jauh di atas standar World Health Organization (WHO), yang semakin memperburuk kualitas udara. Untuk mengatasi ini, diperlukan langkah nyata mengurangi penggunaan BBM sekaligus meningkatkan kualitas bahan bakar yang lebih ramah lingkungan,” ujar Fabby dalam acara Meetup Molis 24 pada Minggu (24/11).

Selain itu, Fabby menegaskan, kendaraan listrik dapat menjadi salah satu langkah konsumen untuk turut menciptakan kualitas udara yang lebih baik. Dengan mengurangi pembakaran BBM, kendaraan listrik tidak hanya membantu menurunkan polusi udara, tetapi juga mengurangi emisi gas rumah kaca yang memicu krisis iklim. Menurut Fabby, semakin banyak masyarakat beralih ke kendaraan listrik, semakin besar dampaknya dalam memperbaiki kualitas udara dan mengurangi emisi karbon.

Untuk mendukung adopsi kendaraan listrik, platform Infomolis telah dikembangkan oleh IESR dan Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML). Anugraha D, Direktur Eksekutif Sekretariat AEML menegaskan, platform tersebut dapat menjadi sumber informasi terpercaya tentang kendaraan listrik, membahas mitos hingga kekhawatiran pengguna seperti keamanan kendaraan listrik saat melewati genangan air. Edukasi publik melalui platform seperti ini diharapkan mendorong masyarakat menjadi konsumen yang lebih cerdas dan mendukung peralihan menuju mobilitas hijau.

“Selain edukasi, peningkatan infrastruktur kendaraan listrik adalah kunci utama untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Infrastruktur yang memadai tidak hanya memudahkan pengguna kendaraan listrik tetapi juga menjadi pondasi penting untuk menciptakan ekosistem mobilitas hijau yang berkelanjutan,” ujar Anugraha.

Di lain sisi, Rayhan, Desainer Produk Electrum menegaskan pihaknya turut memainkan peran penting dalam memperluas infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia. Dengan fokus pada kebutuhan lokal, Electrum merancang sepeda motor listrik yang sesuai dan teruji untuk jalanan Indonesia, menawarkan fitur seperti posisi berkendara ergonomis, kapasitas bagasi luas sekitar 25 liter, dan baterai dengan jangkauan hingga 65 km. Keunggulan ini memberikan kenyamanan dan efisiensi bagi pengguna, terutama bagi mitra pengemudi platform seperti Gojek, yang telah mempercayai Electrum untuk mendukung mobilitas mereka.

“Dengan layanan purna jual yang kuat dan dukungan mitra lokal untuk distribusi suku cadang, Electrum terus berinovasi untuk mendorong adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Langkah ini tak hanya mengurangi polusi perkotaan tetapi juga menciptakan mobilitas yang lebih hemat biaya dan ramah lingkungan,” kata Rayhan.

Meetup Molis 24 merupakan acara yang diselenggarakan oleh IESR, AEML dan Kosmik sebagai kegiatan mengenalkan kendaraan listrik kepada masyarakat umum. Diawali dengan kegiatan Fun Riding dari Stroom Coffee di Gambir hingga ke titik kumpul di Tebet Ecopark, yang dilanjutkan dengan sharing session dan kegiatan test drive kendaraan listrik dari mitra Electrum. Kegiatan ini diikuti oleh berbagai kalangan dari anggota komunitas motor listrik, Generasi Energi Bersih hingga masyarakat umum.

Share on :

Leave a comment