Semarang, 4 Oktober 2024 – Di tengah semakin mendesaknya kebutuhan untuk menghadapi krisis iklim global, kolaborasi hijau menjadi elemen kunci dalam upaya mewujudkan masa depan yang berkelanjutan. Kolaborasi hijau mengacu pada kerjasama berbagai pemangku kepentingan—pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi—untuk mencapai target lingkungan, sosial, dan ekonomi yang saling menguntungkan. Konsep ini sangat penting dalam konteks Indonesia, yang memiliki sumber daya alam melimpah tetapi juga menghadapi tantangan besar dalam transisi energi dan mitigasi perubahan iklim.
Nurul Fadilah, Staff Lokal Program Akses Energi Berkelanjutan, Institute for Essential Services Reform (IESR) memaparkan, pentingnya membangun sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan yang memiliki visi yang sama terkait transisi energi dan isu lingkungan. Menurutnya, Penurunan emisi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau satu organisasi saja, tetapi memerlukan kolaborasi lintas sektor dan pihak.
“Kami di IESR berkomitmen untuk terus memperluas kerjasama dengan berbagai mitra, baik pemerintah maupun organisasi non-pemerintah, dalam mendorong transisi energi yang bersih dan penurunan emisi karbon di Jawa Tengah,” ujar Nurul dalam acara Stakeholder Engagement di Semarang pada Jumat 04 Oktober 2024.
Setali tiga uang, Icaq Dwi Prasetyo, Staff Lokal Program Akses Energi Berkelanjutan, IESR menegaskan, kerjasama yang kuat dan terkoordinasi antara organisasi dan komunitas sangat penting dalam mencapai target penurunan emisi yang ambisius. Untuk itu, melalui kegiatan Stakeholder Engagement ini, IESR ingin mempererat hubungan dengan organisasi yang memiliki komitmen serupa, serta membuka peluang kolaborasi lebih lanjut dalam rangka mendorong transisi energi berkelanjutan dan pengurangan emisi di Jawa Tengah
“Upaya penurunan emisi di Jawa Tengah memerlukan kolaborasi yang lebih luas. Tidak ada satu pihak pun yang bisa menangani ini sendirian. Kami di IESR melihat pentingnya menggabungkan keahlian dan sumber daya dari berbagai organisasi dan komunitas yang memiliki fokus serupa. Bersama-sama, kita bisa menciptakan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Kolaborasi ini akan mempercepat transisi menuju energi bersih dan membantu Jawa Tengah berkontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim secara signifikan,” ujar Icaq.
Dalam kesempatan tersebut, Zikri, Presiden Society Renewable Energy (SRE) Universitas Diponegoro (UNDIP), memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang diinisiasi oleh IESR untuk memperkuat sinergi di antara pemangku kepentingan yang bekerja di bidang energi dan lingkungan di Jawa Tengah.
“Harapan kami, ke depan, kami bisa berkolaborasi lebih lanjut, baik dalam hal kajian atau peningkatan kapasitas, untuk bersama-sama mendorong upaya penurunan emisi di Semarang dan Jawa Tengah secara keseluruhan. Kami yakin, dengan kolaborasi yang solid, kita bisa mencapai tujuan penurunan emisi yang lebih besar,” tegas Zikri.
Beberapa organisasi yang hadir dan berpartisipasi dalam acara ini antara lain WALHI Jawa Tengah, SRE UNDIP, World Cleanup Day Jawa Tengah, Peduli Sosial Universitas Diponegoro, Back-Ind, Koalisi Pemuda Hijau Jawa Tengah, Jaringan Iklim dan Alam, Lindungi Hutan Semarang, DEM Semarang, DEM Undip dan DEM UNNES.