Ini Dampaknya Jika RI Tak Bangun Pembangkit Listrik Baru

Seorang Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)
Seorang Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah telah memprogramkan penambahan penambahan pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW) dalam lima tahun. Apa dampaknya jika kapasitas listrik tidak bertambah?

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform Fabby Tumiwa mengatakan, jika kapasitas listrik tidak bertambah maka semakin banyak masyarakat Indonesia yang kekurangan listrik. Saat ini masih ada 9 juta rakyat Indonesia yang belum menikmati listrik.

“Kalau listrik kurang, kesempatan orang dapat listrik berkurang, 9 juta belum dapat,” kata Fabby, dalam acara dalam acara Livestreaming Liputan6.com, di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (17/9/2015).

Fabby menambahkan, dampak lain jika tidak ada tambahan pasokan listrik baru adalah tidak ada penambahan sektor industri. Pasalnya, berkembangnya industri di tanah air sangat membutuhkan pasokan listrik.

“Kalau industiri mau membangun tidak ada listrik gimana mau membangun?,” tegasnya.

Selain itu, jika pasokan listrik baru tidak ada, akan menurunkan produktifitas, konsumsi listrik akan mandek dan tidak berkembang. Hal tersebut akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

“Ketiga produktifitas turun, kalau rendah ekonomi turun ini yang kita hindarkan, terlebih dari 24 sistem 9 sampai 10 sistem defisit total 7 ribu MW, sistem krisis ini perlu ditambah listriknya kalau tidak kita menikmati mati lampu,” pungkasnya (Pew/Zul)

Sumber: Liputan6.com.

Pemerintah Harus Yakin Bisa Selesaikan Proyek 35 Ribu MW

Kelima pembangkit tersebut yaitu PLTU Sumsel 8 2x600 MW, PLTU Sumsel 9 2x600 MW, PLTU Sumsel 10 1x600 MW, PLTU Batang 2x1.000 MW, dan PLTU Indramayu 1x1.000 MW. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Kelima pembangkit tersebut yaitu PLTU Sumsel 8 2×600 MW, PLTU Sumsel 9 2×600 MW, PLTU Sumsel 10 1×600 MW, PLTU Batang 2×1.000 MW, dan PLTU Indramayu 1×1.000 MW. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah diminta untuk tetap optimistis melancarkan program pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW). Meski banyak tantangan dan kendala, proyek ini bisa berhasil jika pemerintah optimistis dan melakukan langkah yang tepat.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengakui, proyek ketenagalistrikan ini bukan tanpa kendala, mulai dari dana, kepastian hukum, perizinan, pembebasan lahan dan lainnya.

Meski begitu, Fabby mengatakan, pemerintah harus tetap yakin dan tidak ragu-ragu dalam mengambil sikap.

“Jika pemerintah bilang eh tidak jadi 35 ribu MW, kita hanya butuh 15 ribu MW misalkan. Ini swasta yang tadinya mau masuk jadi berpikir, ngapain jangan-jangan nanti dihilangin proyeknya,” kata Fabby di acara Diskusi energi Kita di Jakarta, Minggu (13/9/2015).

Kepastian hukum dan kenyamanan berinvestasi adalah hal penting yang selalu menjadi pertimbangan investor.

“Dari sisi investor kepastian kebijakan penting untuk menentukan langkah langkah dia, kalo sinyal pemerintah ragu ragu, dia (Swasta) juga poco poco,” papar Fabby.

Proyek tersebut dinilai penting karena rasio elektrifikasi rumah tangga di Indonesia belum mencapai 100%. Artinya masih banyak yang belum menikmati listrik.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, per Agustus 2014 lalu, rasio elektrifikasi sudah mencapai 82,37 persen. Di mana rata-rata per provinsi mencapai 50 persen, hanya Papua yang rasionya baru mencapai 37persen.

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman menargetkan akan ada kenaikan 1,06 persen di tahun ini.

Agar target tersebut di capai, Target kapasitas terpasang pembangkit nasional 2015 adalah sebesar 57.145 MW, naik dibandingkan 2014 yang hanya 53.352 MW . sedangkan tambahan jaringan tramisi ditargetkan sepanjang 4.041 kilometer sirkuit (Kms) dan jaringan distribusi sepanjang 7.141 kms,” katanya.

Sumber: liputan6.com.