
Peluncuran Laporan Indonesia Sustainable Mobility Outlook 2025
Latar Belakang
Dekarbonisasi sektor transportasi merupakan strategi penting mencapai target net-zero 2060 atau lebih awal dan memenuhi target penurunan emisi Indonesia sesuai Enhanced Nationally Determined Contribution. Berdasarkan laporan Indonesia Energy Transition Outlook 2025 (IETO 2025) oleh IESR, pada tahun 2023 sektor transportasi menghasilkan emisi GRK terbesar kedua di Indonesia sebesar 160 MtCO2e. Sekitar 65% dari total emisi tersebut berasal dari transportasi penumpang darat yang dihasilkan oleh mobil (30,2%), motor (24,8%), dan bus (5,4%).Â
Pertumbuhan mobilitas dan permintaan transportasi merupakan konsekuensi dari meningkatnya aktivitas sosial ekonomi. Terlebih lagi, dengan target pertumbuhan ekonomi 8% yang ditargetkan pemerintah akan meningkatkan laju aktivitas masyarakat dan menyebabkan lonjakan emisi apabila tidak ada intervensi. Penerapan mobilitas berkelanjutan menjadi salah satu strategi penting untuk mengatasi permasalahan tersebut.Â
Dalam hal itu, kajian Indonesia Sustainable Mobility Outlook 2025 (ISMO 2025) yang kami lakukan menekankan pada strategi mobilitas berkelanjutan dengan pendekatan Avoid, Shift, dan Improve (A-S-I), yakni dengan cara mengurangi dan mengelola travel demand, transportasi kolektif, dan electromobility.Â
Pengurangan dan pengelolaan travel demand dilakukan dengan membangun compact cities, non-motorized transport, dan manajemen shorter trips. Kerangka Avoid bergantung pada perencanaan kota yang matang, termasuk mendekatkan lokasi perekonomian (pasar, perkantoran, dll) dengan lokasi pemukiman.
Transportasi kolektif mendorong peralihan dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik yang rendah karbon seperti bus kota dan kereta. Transportasi publik berbasis rel memiliki efisiensi energi tertinggi dan emisi terkecil dari semua moda transportasi sebesar 4,7%. Peningkatan penyerapan penumpang transportasi publik dilakukan dengan memperluas catchment area dan integrasi antar moda.
Electromobility berfokus pada peningkatan teknologi kendaraan melalui penerapan kendaraan listrik, perluasan infrastruktur pengisian daya, dan peningkatan kualitas bahan bakar. Selain mengurangi emisi, penggunaan EV juga akan mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM yang harganya fluktuatif dan membebani keuangan negara.Â
Peluncuran dan diskusi laporan ISMO 2025 bermaksud untuk menginformasikan dan memantik diskusi antara publik dan pengambil kebijakan terkait rekomendasi mobilitas berkelanjutan di Indonesia. Kami berharap studi ini bisa memberikan pertimbangan teknis dan berperan sebagai dokumen advokasi untuk membantu para pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan terkait dekarbonisasi transportasi di Indonesia.
Tujuan
- Diseminasi studi Indonesia Sustainable Mobility Outlook 2025 dengan para ahli, praktisi, regulator, akademisi, wartawan, lembaga keuangan, dan pemangku kepentingan terkait lain.
- Memberikan ruang dialog kebijakan bagi para pemangku kepentingan dengan pembuat kebijakan dan pelaku usaha serta organisasi masyarakat sipil dalam proses perumusan dan implementasi kebijakan mobilitas berkelanjutan.
- Meningkatkan awareness dan dukungan publik terhadap kebijakan mobilitas berkelanjutan di Indonesia.
Speakers
-
Rachmat Kaimuddin - Deputi Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan
-
Fabby Tumiwa - Direktur Eksekutif IESR
-
Deon Arinaldo - Manajer Program Sistem Transformasi Energi - IESR
-
Irjen Pol. Hermanta - Kepala Badan Kebijakan Transportasi - Kementerian Perhubungan
-
Haris Muhammadun - Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ)
-
Rahmi Puspita Sari - Analis Mobilitas Berkelanjutan - IESR
-
Ilham Surya - Analis Kebijakan Lingkungan - IESR
-
Faris Adnan Padhilah - Koordinator Riset Manajemen Permintaan Energi - IESR
-
Deliani Poetriayu Siregar - Urban Planning and Inclusivity Manager - ITDP Indonesia
