Webinar Kondisi Transformasi Ekonomi di Kawasan Penghasil Batubara: Pelajaran dari Kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara
Latar Belakang
Kawasan penghasil batubara di Indonesia—seperti Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan—telah lama bergantung pada ekstraksi bahan bakar fosil sebagai sumber pendapatan dan lapangan kerja utama. Namun, seiring dengan percepatan komitmen global dan nasional terhadap netralitas karbon, kawasan-kawasan ini menghadapi tantangan ganda, yaitu mempertahankan pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi ketergantungan pada batubara. Oleh karena itu, transformasi ekonomi yang adil dan inklusif sangat penting untuk memastikan bahwa masyarakat lokal, pekerja, dan perekonomian regional dapat beradaptasi dengan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan (IESR, 2023). Dalam konteks ini, pembelajaran dari negara-negara yang telah berhasil bertransisi dari ketergantungan batubara ke pembangunan rendah karbon menawarkan wawasan berharga bagi transformasi regional Indonesia.
Pengalaman dari negara-negara Asia lainnya menggambarkan beragam jalur untuk mencapai transformasi tersebut. Shaanxi di Tiongkok, misalnya, telah menerapkan modernisasi industri, pengembangan energi terbarukan, dan pengelolaan karbon di bawah strategi “karbon ganda” nasional Tiongkok (RMI dan EFC Tiongkok, 2022). Demikian pula, Gangwon di Korea Selatan telah merevitalisasi wilayah pasca-batu bara melalui proyek energi terbarukan, ekowisata, dan inisiatif regenerasi berbasis masyarakat, yang menunjukkan pendekatan inklusif sosial terhadap transisi regional (Korea Times, 2020; Smart City Korea, 2018). Selain Asia Timur, Asia Tenggara juga menghadirkan contoh-contoh baru upaya transisi yang adil. Provinsi Quảng Ninh, yang dulunya sangat bergantung pada pertambangan batu bara, secara aktif memajukan transisi yang adil dengan mengalihkan investasi ke sektor industri bersih, jasa, dan pariwisata, memperkenalkan program pelatihan ulang pekerja dan restorasi lahan, serta menanamkan pertumbuhan hijau dalam rencana pembangunan provinsi (NhanDan, 2023). Pengalaman regional ini menggarisbawahi bahwa transisi yang sukses dari batu bara harus spesifik konteks, berkeadilan sosial, dan didukung oleh tata kelola yang kuat serta perencanaan jangka panjang.
Dengan latar belakang ini, Institute for Essential Services Reform (IESR) akan menyelenggarakan webinar bertajuk “Kondisi Transformasi Ekonomi di Wilayah Penghasil Batu Bara: Pelajaran dari Asia Timur dan Asia Tenggara”. Acara ini bertujuan untuk mendorong pertukaran pengetahuan antara para ahli, pembuat kebijakan, dan aktor masyarakat sipil dari seluruh kawasan. Dengan belajar dari praktik terbaik regional dan internasional, wilayah-wilayah penghasil batu bara di Indonesia dapat merancang strategi transisi yang adil dengan lebih baik, yang menyeimbangkan ketahanan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan keadilan sosial.
Tujuan
- Membahas mekanisme tata kelola yang telah memfasilitasi transformasi ekonomi di wilayah-wilayah penghasil batu bara serta instrumen kebijakan dan model pembiayaan untuk mendukung pemerintah daerah dalam merancang jalur transisi yang adil dan inklusif di Asia Timur dan Tenggara.
- Mengambil pelajaran komparatif dari Tiongkok (Shaanxi), Korea Selatan (Gangwon), Vietnam (Quảng Ninh), dan negara-negara lainnya untuk menginformasikan strategi transisi regional Indonesia.
- Memfasilitasi dialog antara para pembuat kebijakan, peneliti, dan organisasi masyarakat sipil untuk memperkuat kolaborasi regional dalam transisi yang adil dan pembangunan ekonomi rendah karbon.
Speakers
-
Stefan Bößner-Research Fellow- Stockholm Environment Institute
-
Arief Rosadi - Climate and Energy Diplomacy Program Manager IESR
-
Ilham Surya - Analis Kebijakan Lingkungan - IESR
-
Benita Sashia Jayanti - Climate Diplomacy Program Officer IESR
-
Tom Wang - Executive Director - People of Asia for Climate Solutions (PACS)
-
Yeeun Uhm - Diplomacy Associate - Solutions for Our Climate (SFOC)*
-
Togu Pardede - Director for Energy Resources Mineral and Mining - Ministry of National Development Planning (Bappenas)