Lokakarya Diseminasi Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Indonesia dan Rekomendasi Kebijakan
Tayangan Tunda
Latar Belakang
Sektor industri di Indonesia merupakan pilar penting dalam perekonomian negara, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap produk domestik bruto dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi lebih dari 278 juta penduduknya. Sektor industri juga merupakan konsumen energi terbesar di Indonesia, yang mengkonsumsi sekitar 35% dari konsumsi energi final Indonesia pada tahun 2020. Sayangnya, karena ketergantungannya yang tinggi terhadap bahan bakar fosil, sektor ini menjadi penghasil emisi terbesar kedua setelah sektor transportasi, dengan lebih dari 214,6 MtCO2eq yang dihasilkan dalam setahun.
Dengan latar belakang tersebut, IESR dan LBNL melakukan studi bersama untuk merumuskan peta jalan dekarbonisasi industri di Indonesia. Studi ini berfokus pada lima industri terpilih yang dianggap penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan diklasifikasikan sebagai industri padat energi. Industri yang dipilih adalah semen, besi dan baja, pulp dan kertas, amonia, dan tekstil. Kelima industri tersebut mendominasi konsumsi energi penggunaan akhir sektor ini sebesar lebih dari 40% pada tahun 2021.
Berdasarkan temuan terbaru dari studi ini, emisi dari kelima industri tersebut diproyeksikan akan mengalami peningkatan yang signifikan jika tidak ada langkah dekarbonisasi yang dilakukan. Sebelumnya pada tahun 2021, emisi kelima industri tersebut mencapai 101,5 MtCO2eq dan akan terus meningkat lebih dari 1,4 kali lipat pada tahun 2060 dengan skenario business-as-usual. Peningkatan sebesar itu tidak diragukan lagi akan membuat janji yang telah disepakati untuk menjaga kenaikan suhu rata-rata global tetap di bawah 2oC. Oleh karena itu, dekarbonisasi sektor ini menjadi sangat penting bagi Indonesia untuk memenuhi komitmennya terhadap Perjanjian Paris dan mencapai target emisi nol bersih (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Selain itu, dekarbonisasi sektor industri juga dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional dalam menghadapi regulasi lingkungan yang ketat untuk barang impor dan mekanisme penetapan harga karbon yang sudah efektif diterapkan di beberapa negara tujuan ekspor, seperti Uni Eropa.
Untuk melanjutkan diskusi mengenai peta jalan dekarbonisasi industri dan melihat keberhasilan diskusi kelompok terfokus pertama yang diadakan pada bulan Juni 2023, IESR dan LBNL mengundang perwakilan dari pembuat kebijakan, industri, asosiasi bisnis, lembaga penelitian, dan lembaga swadaya masyarakat untuk bergabung dalam lokakarya diseminasi gabungan mengenai peta jalan dekarbonisasi industri Indonesia dan rekomendasi kebijakan. Acara ini akan diselenggarakan secara hybrid melalui zoom pada tanggal 25 Oktober 2023. Lokakarya ini bertujuan untuk secara aktif mengumpulkan umpan balik mengenai peta jalan dekarbonisasi industri serta mendiskusikan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk mengimplementasikan peta jalan tersebut dalam strategi pembangunan Indonesia di masa depan.
Tujuan
Ada beberapa tujuan dari lokakarya ini:
- Menyebarluaskan dan berbagi informasi mengenai peta jalan dekarbonisasi industri Indonesia kepada para pemangku kepentingan utama yang relevan, termasuk pembuat kebijakan, pelaku industri, asosiasi, dan lembaga penelitian,
- Menerima umpan balik serta memvalidasi peta jalan dekarbonisasi industri Indonesia dari para pemangku kepentingan utama yang relevan,
- Mendiskusikan kebijakan-kebijakan penting dan dapat ditindaklanjuti yang diperlukan untuk mengimplementasikan peta jalan dekarbonisasi industri Indonesia dalam skala nasional,
- Mengidentifikasi tantangan, peluang, dan dukungan di masa depan dari para pemangku kepentingan yang relevan,
- Mendiskusikan peluang kolaborasi untuk mendukung dekarbonisasi dan pertumbuhan berkelanjutan di lima industri penting di Indonesia
Materi Presentasi
Status Quo dari Minat Industri terhadap Dekarbonisasi di Indonesia – Farid Wijaya
Farid-Wijaya-Status-Quo-of-Industry-Appetite-towards-Decarbonization-in-IndonesiaPeta Jalan Dekarbonisasi Industri di Indonesia – Hongyou Lu
Hongyou-Lu-_-Industry-Decarbonization-Roadmaps-for-Indonesia-Workshop-2023-10-24-SHORT-V4Peta Jalan Kebijakan Dekarbonisasi Industri Indonesia – Stephane de la Rue du Can
Stephane_Indonesian-Industry-Decarbonization-Policy-Roadmaps-10.25.2023.pptxMewujudkan Target NZE di Sektor Industri di Indonesia – Yudas Agung Santoso
Yudas-Realizing-NZE-Target-in-Industry-Sector-in-Indonesia-shareSpeakers
-
Hongyou Lu-Energy/Environment Technology Researcher-LBNL
-
Stephane de la Rue du Can-Energy/Environmental Policy Research Scientist/Engineer-LBNL
-
Gigih Udi Atmo-Director of Energy Conservation-Ministry of Energy and Mineral Resources
-
Wiluyo Kusdwiharto-Director of project management and new renewable energy-PLN
-
Anthony Utomo - Executive Committee Member - Kadin Net Zero Hub
-
Muhammad Akhsin Muflikhun Ph.D - Technology Expert - PSE UGM
-
Sri Gadis Pari Bekti - Functional Intermediate Expert Industrial Supervisor - Center for Green Industry - Ministry of Industry
-
Deon Arinaldo-Manajer Program Transformasi Energi IESR
-
Dr Nan Zhou-Energy/Environmental Policy Senior Scientist/Engineer-LBNL
-
Dr Farid Wijaya-Senior Analyst-IESR