
Pemaparan Pre-Feasibility Study (Pre-FS) & Peluncuran Hasil Studi Unlocking Indonesia’s Renewables Future: the Economic Case of 333 GW of Solar, Wind, and Hydro Projects
Latar Belakang
Dalam laporan Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC), pemerintah Indonesia menargetkan di tahun 2030, penurunan emisi di sektor energi mencapai 358 juta ton CO2eq dengan usaha sendiri (CM1). Selaras dengan tujuan tersebut, pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai Net-Zero Emission di sektor energi pada tahun 2060 atau lebih cepat. Meskipun demikian, pemanfaatan energi terbarukan dalam bauran energi nasional sampai dengan Semester 1 2024 baru mencapai 13,93%. Jika mengacu pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang menargetkan penggunaan energi terbarukan dalam bauran energi nasional sebesar 23% di tahun 2025, pemerintah mempunyai pekerjaan rumah yang sangat besar untuk mengejar ketertinggalan target pemanfaatan energi terbarukan, sekitar 9%, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
Untuk membantu pemerintah dalam memenuhi target pemanfaatan energi terbarukan dalam bauran energi nasional, IESR melalui program technical assistance telah melakukan Pre-Feasibility Study (Pre-FS) untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), dan pumped hydro energy storage (PHES). Studi dilakukan pada lokasi-lokasi yang memiliki potensi di luar potensi ataupun rencana yang telah disebutkan dalam RUPTL ataupun laporan CIPP-JETP. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat potensi sekitar 177 MWp PLTS Terapung di Provinsi Kalimantan Selatan, dan PLTB serta PHES dengan kapasitas masing-masing sekitar 100 MW di Provinsi Sulawesi Selatan.
Di samping itu, bersamaan dengan pelaksanaan technical assistance, IESR juga telah melakukan studi terkait potensi teknis dan kelayakan ekononomi dari PLTS (ground-mounted), PLTB, dan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) dalam skala utilitas untuk seluruh area di Indonesia (disebut dengan Studi Unlocking Indonesia’s Renewables Future: the Economic Case of 333 GW of Solar, Wind, and Hydro Projects). Dalam studi ini, identifikasi dan penentuan potensi teknis dari masing-masing teknologi energi terbarukan dilakukan melalui analisis spasial yang mencakup seluruh area di Indonesia, dengan mempertimbangkan beberapa batasan (constraints), seperti potensi sumber energi terbarukan (iradiasi matahari, kecepatan angin, dan aliran sungai), ketersediaan lahan, harga tanah, jarak ke titik sambung terdekat, dan lain-lain. Selanjutnya, potensi teknis hasil analisis spasial diuji kelayakan keekonomiannya melalui pemodelan finansial (project financing structure). Dalam studi ini, suatu proyek energi terbarukan dikatakan layak secara keekonomian apabila hasil pemodelan finansialnya menunjukkan nilai equity internal rate of return (EIRR) yang lebih tinggi dari pada weighted average cost of capital (WACC), yang diasumsikan sebesar 6,96%. Hasil studi menunjukkan, terdapat total 333 GW proyek energi terbarukan, terdiri dari 165,9 GW PLTS ground-mounted, 167 GW PLTB, dan 0,7 GW PLTM, yang layak secara keekonomian dan tersebar di seluruh Indonesia.
Hasil studi Pre-FS dan Unlocking Indonesia’s Renewables Future: the Economic Case of 333 GW of Solar, Wind, and Hydro Projects diharapkan dapat menjadi masukan untuk pemerintah Indonesia dan stakeholder terkait dalam mempersiapkan daftar proyek baru yang dapat diimplementasikan dalam waktu dekat dan membantu mengidentifikasi risiko, terutama dari aspek teknis dan ekonomi, investasi proyek energi terbarukan di berbagai wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, IESR akan menyelenggarakan event untuk menyerahkan hasil studi Pre-FS dan mendiseminasikan hasil studi Unlocking Indonesia’s Renewables Future: the Economic Case of 333 GW of Solar, Wind, and Hydro Projects.
Tujuan
Acara ini diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut:
- Diseminasi dan serah terima hasil studi Pre-FS on Solar PV, Wind, and Energy Storage kepada Direktorat Jenderal Energi Baru dan Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (EBTKE-KESDM).
- Diseminasi hasil studi Unlocking Indonesia’s Renewables Future: the Economic Case of 333 GW of Solar, Wind, and Hydro Projects.
- Mendapatkan masukan dan tanggapan dari pemangku kebijakan terkait terhadap hasil studi Unlocking Indonesia’s Renewables Future: the Economic Case of 333 GW of Solar, Wind, and Hydro Projects.
Speakers
-
Andriah Feby Misna-Director of Various New & Renewable Energy | Ministry of Energy and Mineral Resources
-
Fabby Tumiwa - Direktur Eksekutif IESR
-
Nizhar Marizi ST M.Si Ph.D. - Direktur Sumber Daya Energi Mineral dan Pertambangan - Bappenas
-
His Muhammad Bintang - Koordinator Sumber Daya Listrik dan Energi - IESR
-
Evy Haryadi - Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN
-
Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
-
Dwi Cahya Agung Saputra - Koordinator Transisi Sistem Ketenagalistrikan - IESR
-
Pintoko Aji - Koordinator Riset Kelompok Data dan Pemodelan - IESR
-
Sodi Zakiy Muwafiq - Analis Sistem Informasi Geografis - IESR
-
Faaris Pranawa - Public Fiancing & Project Development Director of PT Sarana Multin Infrastuktur
-
Imron Gazali - Direktur & Chief Operating Officer - PT Medco Power Indonesia
