
Webinar “Indonesia SNDC Menjelang COP30”
Latar Belakang
Sejumlah 99 negara telah menyerahkan dokumen yang menguraikan komitmen iklim terbaru mereka, atau Second Nationally Determined Contributions (SNDCs), menjelang COP30 di Belém, Brasil (UNFCCC, 2025). Pemerintah Indonesia saat ini sedang menyelesaikan penyusunan SNDC-nya–sebuah dokumen strategis yang akan memandu kebijakan iklim nasional untuk periode 2031–2035 (KLH, 2025). Target pengurangan emisi ditentukan dengan menggunakan tahun 2019 sebagai tahun acuan, berfokus pada peningkatan bauran energi terbarukan, pencapaian FOLU Net Sink 2030, dan perwujudan Zero Waste Zero Emission 2050 (KLH, 2025).
Untuk mencapai target pengurangan emisinya, Indonesia perlu mengurangi emisi sebesar 459 juta ton CO2e di berbagai sektor, termasuk energi, kehutanan, limbah, pertanian, dan kelautan (2022). Total emisi Indonesia pada tahun 2019 telah mencapai 1.888 MtCO₂e, sementara referensi emisi yang digunakan dalam SNDC adalah 1.147 MtCO₂e, menunjukkan adanya variasi dalam perkiraan emisi nasional. Mengembangkan strategi mitigasi memerlukan nilai emisi yang sebenarnya, namun inkonsistensi ini menyoroti kelemahan dalam sistem Monitoring, Reporting, and Verification (MRV). Ketidakakuratan semacam ini merusak kepercayaan dan pengakuan internasional serta menghambat potensi tindakan mitigasi yang dapat dilaksanakan (PWC, 2024).
Selain perbedaan dalam data emisi, draf SNDC yang diedarkan pada tahun 2024 menunjukkan bahwa target mitigasi tanpa syarat (unconditional mitigation target) Indonesia masih di bawah apa yang dapat dicapai di bawah jalur ekuitas 1.5°C untuk negara tersebut (Climate Action Tracker, 2025). IESR (2024) dan Center for Global Sustainability (2025) telah memberikan beberapa rekomendasi untuk SNDC agar Indonesia dapat mencapai pengurangan emisi GHG sebesar 46%–49% di seluruh perekonomian pada tahun 2035 dan mencapai net-zero emissions pada tahun 2060.
Tujuan
- Untuk memahami kondisi iklim Indonesia saat ini dan target menuju COP30.
- Untuk mendapatkan masukan mengenai prioritas kebijakan dan strategi transisi energi di Indonesia.
Speakers
-
Fabby Tumiwa - Chief Executive Officer (CEO) - IESR
-
Arief Rosadi - Climate and Energy Diplomacy Program Manager IESR
-
Delima Ramadhani - Koordinator Proyek Climate Policy IESR
-
Ryna Cui - Associate Research Professor - the University of Maryland School of Public Policy
