
Webinar Publik: Road to Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES) 2025 – Pemanfaatan Hidrogen Hijau sebagai Upaya Dekarbonisasi di Indonesia
Latar Belakang
Program Green Energy Transition Indonesia (GETI) dengan dukungan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, memiliki tujuan untuk meningkatkan investasi energi rendah karbon melalui inisiatif Indonesia Green Hydrogen Accelerator. Salah satu tujuan dari program ini adalah untuk membangun ekosistem bisnis hidrogen hijau guna mendukung Strategi Hidrogen Nasional (SHN), yang telah diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Desember 2023. Inisiatif ini berupaya mengatasi berbagai tantangan dalam rantai nilai hidrogen, termasuk tahap produksi, penyimpanan, dan distribusi, dengan berfokus pada studi untuk pemetaan permintaan, potensi produksi hidrogen hijau, pengembangan kebijakan, dan meningkatkan kolaborasi antar pemangku kepentingan.
SHN telah mengidentifikasi periode 2025–2030 sebagai fase penting dalam membangun fondasi ekosistem hidrogen di Indonesia, termasuk pengembangan standar, regulasi, dan sertifikasi hidrogen untuk mendorong perkembangan pasar. Setelah diterbitkannya SHN pada Desember 2023, Kementerian ESDM telah membentuk komite teknis hidrogen serta melakukan studi kelayakan rantai pasok hidrogen hijau. Namun, SHN masih bersifat umum, maka perkembangan Peta Jalan Nasional Hidrogen sangat dinantikan sebagai langkah lebih rinci dalam mempercepat pengembangan hidrogen dan amonia rendah karbon dan memaksimalkan potensi pasar hidrogen di masa depan.Â
Melihat ekosistem hidrogen di Indonesia saat ini, produksi hidrogen di Indonesia sebagian besar masih difokuskan untuk kebutuhan industri pupuk. Namun, kementerian ESDM memproyeksikan bahwa pemanfaatan hidrogen rendah karbon akan meningkat hingga mencapai 609 PJ pada tahun 2060 (ESDM, 2023). Melihat tingginya potensi permintaan hidrogen baik di pasar domestik maupun global, Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi hidrogen hijau guna memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun membuka potensi ekspor.
Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES), yang diselenggarakan oleh IFHE bersama dengan Listrik Indonesia pada tanggal 15-17 April 2025, bertujuan untuk mendorong aksi nyata dan kolaborasi global dalam menjadikan hidrogen sebagai pilar utama transisi energi bersih dan dekarbonisasi industri di Indonesia. Untuk mendukung acara GHES, IESR akan mengadakan webinar untuk meningkatkan pemahaman publik tentang peran hidrogen hijau dalam transisi energi, sebagai bagian dari rangkaian acara Road to GHES 2025. Webinar ini akan membahas fundamental hidrogen hijau, teknologi produksinya, serta tren perkembangan global. Selain itu, melalui studi kasus nyata, peserta akan mendapatkan wawasan mengenai implementasi hidrogen di berbagai sektor industri. Webinar juga akan membahas mengenai faktor pendorong terwujudnya ekosistem hidrogen hijau di Indonesia, serta keterampilan dan kesiapan tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung industri hidrogen di Indonesia.
Tujuan
- Meningkatkan kesadaran publik mengenai peran hidrogen hijau dalam transisi energi dan perkembangannya di Indonesia saat ini.Â
- Memperkenalkan konsep hidrogen hijau, termasuk proses produksinya serta manfaatnya dalam mendukung pengembangan energi bersih dan pengurangan emisi karbon.Â
- Memperkenalkan peluang dan tantangan dalam pengembangan hidrogen hijau di Indonesia.Â
- Mengedukasi peserta mengenai inovasi teknologi dan keterampilan terkini yang mendukung pemanfaatan hidrogen hijau.
Speakers
-
Fabby Tumiwa - Direktur Eksekutif IESR
-
Andriah Feby Misna-Director of Various New & Renewable Energy | Ministry of Energy and Mineral Resources
-
Dr. Eng. Deni Shidqi Khaerudini - Deputi II - Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE)
-
Dr. Farid Wijaya - Analis Senior Bahan dan Energi Terbarukan IESR
-
Rheza Hanif Risqianto - Analis Energi Hijau dan Hidrogen - IESR
-
Wangi Pandan Sari PhD - Tenaga Ahli Bidang Teknik Industri - Pusat Studi Energi - Universitas Gajah Mada
