Road to IETD Webinar : Menakar Kesiapan Sumber Daya Manusia Indonesia dalam Proses Transisi Energi
Latar Belakang
Indonesia sudah berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih awal. Komitmen tersebut dituangkan dalam Enhanced Nationally Determined Contribution dimana capaian penurunan emisi gas rumah kaca nasional ditargetkan turun sebesar 31,89% tanpa bantuan internasional dan 43,2% dengan bantuan internasional. Namun ENDC Indonesia masih jauh dari kebutuhan penurunan emisi yang dapat membatasi kenaikan temperatur rata-rata global dibawah 1,5 C.
Potensi energi terbarukan Indonesia melimpah. Dari data KESDM, potensi teknis (ditinjau dari kelayakan teknis dan ketersediaan lahan) mencapai 3686 GW, dimana potensi PLTS yang terbesar mencapai 3295 GW, disusul oleh PLTB (onshore) 155 GW, PLTA 95 GW, PLTBm/Bg 57 GW, PLTAl 60 GW dan PLTP 24 GW. Dengan memanfaatkan potensi yang melimpah, dan adanya tren penurunan biaya pembangunan energi terbarukan, maka akselerasi energi terbarukan perlu jadi prioritas sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia yang dapat menciptakan peluang lapangan kerja baru.
Studi yang dilakukan Yayasan Koaksi Indonesia, memperkirakan sektor energi terbarukan berpotensi untuk menciptakan lapangan kerja langsung hingga 1,12 juta tenaga teknis pada tahun 2050. Sementara itu, dalam ruang lingkup lebih luas, Kementerian PPN/Bappenas menyebutkan, prinsip pembangunan ekonomi hijau akan menciptakan lapangan kerja sebesar 4,4 juta pada tahun 2030. Untuk itu, kesiapan transisi energi di Indonesia perlu didukung dengan sumber daya manusia yang mumpuni dimana sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman baik yang berhubungan dengan keteknikan atau non teknis.
Melihat data Human Development Index Indonesia dari data global, Indonesia berada di peringkat 4 di Asia Tenggara dengan nilai 0.713, lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam. Bahkan Human Development Index Indonesia masih dibawah rata-rata global sebesar 0.793. Pada sebaran tingkat pendidikan Indonesia bulan Maret 2023, baru sebesar 10.15% penduduk usia 15 tahun ke atas mempunyai pendidikan tingkat perguruan tinggi, sementara angka ini hampir seimbang dengan jumlah penduduk yang tidak tamat Sekolah Dasar sebesar 9.01%. Isu transisi energi merupakan isu yang kompleks karena berkaitan dengan perkembangan teknologi dan persepsi masyarakat dan mitigasi iklim, sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui jalur sektor pendidikan perlu diupayakan.
Pada tahun 2022, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi, telah menandatangani kerjasama dengan pemerintah Swiss untuk mendukung pengembangan program Diploma 4 Spesialisasi Energi Terbarukan Bidang Solar, Hydro, dan Hybrid dengan memberikan asistensi dalam pengembangan kurikulum dan modul pelatihan, pengembangan kapasitas dosen dan pranata laboratorium pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, program magang, dan kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Tentunya program pendidikan sarjana terampil dalam bidang energi terbarukan bisa menjadi salah satu terobosan dalam menciptakan tenaga-tenaga kerja terdidik dan terlatih baik yang akan terjun langsung di dunia kerja energi terbarukan maupun tenaga pengajar di sekolah-sekolah kejuruan.
Tujuan Kegiatan:
- Mengidentifikasi peluang dan tantangan persiapan tenaga kerja indonesia dalam transformasi ekonomi menuju ekonomi yang berkelanjutan
- Mengidentifikasi peran dan kolaborasi pemerintah dan stakeholder lain dalam reskilling dan upskilling sumber daya manusia untuk memenuhi proyeksi kebutuhan green jobs
- Sebagai promosi rangkaian kegiatan IETD 2024
Presentation
Strategi Kementerian ESDM untuk Peningkatan Kapasitas Tenaga Terampil dalam Energi Terbarukan dan Konservasi Energi – Ahmad Khulaemi KESDM
Strategi-kementerian-ESDM-untuk-peningkatan-kapasitas-tenaga-terampil-dalam-energi-terbarukan-dan-konservasi-energi-Ahmad-Khulaemi-KESDMSpeakers
-
Fabby Tumiwa - Direktur Eksekutif IESR
-
Deon Arinaldo-Manajer Program Transformasi Energi IESR
-
Aria Nagasastra - Direktur Eksekutif Koaksi
-
Albertus Susetyo Edi Prabowo - Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi - Kementerian ESDM
-
Dr. Ir. Kiki Yuliati M.Sc - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi - Kementerian Dikti