Webinar Publik: Siapkah ASEAN Memajukan Inisiatif Listrik Lintas Batas Regional?

Latar Belakang

Cakupan listrik sangat bervariasi di seluruh Asia Tenggara, dengan beberapa negara, seperti Singapura dan Brunei, memiliki cakupan 100% dan negara lainnya, seperti Myanmar, hanya memiliki cakupan 66%. Cakupan listrik, seperti halnya di banyak negara lain, membantu mengentaskan kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan standar hidup masyarakat. Namun, meningkatkan ketahanan energi di Asia Tenggara menghadirkan tantangan lain. Industri kelistrikan merupakan salah satu penghasil utama emisi gas rumah kaca, dan dengan demikian merupakan sumber terbesar dari potensi pengurangan emisi. Sebagai contoh, emisi CO2 dari pembangkit energi di ASEAN telah meningkat dari 213 MtCO2 pada tahun 2000 menjadi 531 MtCO2 pada tahun 2015 dan 861 MtCO2 pada tahun 2025. Penyebab utama dari peningkatan emisi karbon ini tidak lain adalah ketergantungan kawasan ini terhadap bahan bakar fosil, terutama batu bara, minyak, dan gas alam, yang mengeluarkan sejumlah besar karbon dioksida ketika dibakar untuk menghasilkan listrik.

Untuk meningkatkan ketahanan energi di kawasan ini tanpa menambah peningkatan emisi karbon, Asia Tenggara harus fokus pada peningkatan proyek konektivitas listrik regional. Sejak tahun 1997, ASEAN telah bekerja untuk mengintegrasikan jaringan listrik secara regional melalui ASEAN Power Grid (APG), yang diharapkan dapat memfasilitasi perdagangan listrik, memperkuat ketahanan jaringan, dan meningkatkan perdagangan listrik regional, terutama dari sumber energi bersih seperti tenaga air, tenaga surya, dan tenaga angin. Proyek ini sesuai dengan sumber daya energi terbarukan yang melimpah di Asia Tenggara – diperkirakan mencapai 17 Terawatt (TW) – sehingga secara teknis dan ekonomis layak bagi kawasan ini untuk mencapai Net Zero Emissions dengan 90%-100% energi terbarukan pada tahun 2050. Integrasi listrik yang lebih baik juga dapat mencegah kawasan ini menambah 154 MW, sehingga dapat menghemat $1,87 miliar pada tahun 2025. Sejauh ini, ASEAN Centre for Energy telah mengidentifikasi 18 interkoneksi lintas batas yang potensial (9 yang baru dan 9 yang sudah ada), dengan total kapasitas 33 gigawatt pada tahun 2040. Namun, rencana peluncuran peta jalan APG pada tahun 2023 telah ditunda karena alasan konsensus di antara negara-negara anggota ASEAN. Selain itu, Nota Kesepahaman (MoU) APG, yang mewajibkan AMS untuk membangun jaringan listrik sejak dan mulai berlaku pada tahun 2009, juga telah berakhir pada bulan Maret 2024 tahun lalu.

Meskipun ada beberapa kendala, ASEAN Power Grid telah menunjukkan kemampuannya yang luar biasa. Sebagai contoh, peluncuran transmisi Laos-Thailand-Malaysia-Singapura Power Integration Project (LTMS-PIP) telah menjadi perjanjian perdagangan listrik multinasional yang sukses di sisi barat Asia Tenggara. Proyek Integrasi Tenaga Listrik Brunei-Indonesia-Malaysia-Filipina (BIMP-PIP), yang bertujuan untuk mengintegrasikan jaringan listrik di seluruh bagian timur wilayah ini, saat ini sedang dalam tahap berikutnya. Namun sebelum ASEAN dapat melanjutkan proyek interkonektivitas lintas batas ini, ASEAN harus mengatasi perbedaan pendapat di antara para AMS dan menyelesaikan Nota Kesepahaman yang telah disempurnakan. Keketuaan ASEAN 2025 Malaysia akan mengusulkan 15 hasil ekonomi prioritas utama (PED), di mana dua di antaranya adalah fokus terkait energi: mengamankan persetujuan dan dukungan AMS pada Rencana Aksi ASEAN untuk Kerja Sama Energi (APAEC) 2025 Tahap 1: 2026-2030 dan MoU yang Disempurnakan untuk Jaringan Tenaga Listrik Asean (Asean Power Grid/APG). Pemerintah Malaysia telah menyoroti bahwa inisiatif APG bersama dengan finalisasi Enhanced MoU akan menjadi salah satu fokus utama dari keketuaan Malaysia di ASEAN tahun ini. Dalam rangka memfasilitasi diskusi yang bermanfaat serta memahami perkembangan terbaru dari APG, Institute of Essential Services Reform (IESR) akan menyelenggarakan webinar regional untuk membahas perkembangan terbaru dan tantangan multidimensi seputar proyek konektivitas jaringan di kawasan ini.

Tujuan

Untuk memahami perkembangan terbaru dari konektivitas listrik lintas batas Asia Tenggara serta mengoptimalkan inisiatif perdagangan listrik lintas batas ASEAN yang sudah ada dengan mengatasi tantangan multidimensi dalam memajukan jaringan listrik ASEA

  • 00

    days

  • 00

    hours

  • 00

    minutes

  • 00

    seconds

Book Event

Form/ticket icon icon
Book Event
Form/up small icon icon Form/down small icon icon
Available Tickets: Unlimited
The "Book Event" ticket is sold out. You can try another ticket or another date.

Date

Apr 16 2025

Time

13:00 - 15:00
Category
REGISTER

Speakers

QR Code

Leave a comment