Liputan Media
Media Indonesia | Sejumlah Stakeholder Komitmen Wujudkan Nusa Penida 100% Energi Terbarukan 2030
Institute for Essential Services Reform (IESR) bersama sejumlah pemangku kepentingan utama di sektor energi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada perhelatan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Kamis (5/9).
Kompas.com | Sambut Jutaan Lapangan Kerja Era Transisi Energi, SDM Perlu Disiapkan
Dekarbonisasi sistem energi di era transisi energi bisa menciptakan jutaan lapangan kerja baru. Baca selengkapnya di Kompas.com.
Mongabay | Pembangkit Nuklir, Para Pihak Ingatkan Risiko bagi Manusia dan Alam
Pintoko Aji, Peneliti Energi Terbarukan dari Institute for Essential Service Reform (IESR) mengatakan, nuklir belum jadi energi mendesak di Indonesia. Masih banyak potensi energi ramah lingkungan untuk pembangkit listrik bisa
Bisnis Indonesia | Pemerintah Disebut Perlu Tanggung Risiko Eksplorasi untuk Perbanyak Proyek Panas Bumi
IESR menyebut pemerintah perlu menanggung risiko investasi pada eksplorasi panas bumi untuk perbanyak proyek. Baca selengkapnya di Bisnis Indonesia.
Kontan | Anggaran Mini, Kebijakan Energi Hijau Diragukan
Pemerintah terus mengerek target pencapaian bauran energi nasional dari energi baru terbarukan. Baca selengkapnya di Kontan.
Kata Data | IESR: Sektor Energi Bersih Berpotensi Ciptakan 3,2 Juta Lapangan Kerja pada 2050
Sektor energi bersih atau energi baru terbarukan (EBT) disebut dapat menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar. Baca selengkapnya di Kata Data.
Tempo | PLTS Disebut Lebih Demokratis Dibanding PLTN, IESR: Lokasi untuk Pembangkit Nuklir Terbatas
Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) lebih demokratis dibanding pembangkit bertenaga nuklir yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia. Artinya, pemanfaatan energi surya lebih merata
Kontan | Tantangan Transisi Energi dan Kesenjangan Kurikulum Pendidikan
Proses transisi energi membawa peluang besar sekaligus tantangan karena kesenjangan antara kebutuhan industri dan kurikulum pendidikan. Baca selengkapnya di Kontan.