Lokakarya dan Capacity Building untuk Civil Society Organizations (CSO) Tahap 2

Lokakarya Teknologi Baru dalam Tahapan Transisi Energi pada Rancangan RPJPN 2025-2045 bersama Organisasi Masyarakat Sipil Tahap 2: Energi Surya, Energi Angin, Sistem Penyimpanan Baterai (BESS), Carbon Capture Storage (CCS), dan Rencana Pemensiunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Latarbelakang

Dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, pemerintah Indonesia menguraikan arah kebijakan ekonomi hijau berdasarkan penerapan pembangunan rendah karbon. Hal ini termasuk mempercepat transisi energi menuju pemanfaatan energi terbarukan seperti energi surya dan angin, menerapkan teknologi energi baru seperti Battery Energy Storage System (BESS) dan Carbon Capture Storage (CCS), serta menghentikan secara bertahap pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Di antara opsi-opsi yang paling menjanjikan untuk membentuk masa depan energi hijau, masing-masing rencana ini menawarkan manfaat unik dan menghadapi tantangan spesifik. Memahami keunggulan komparatif dan keterbatasan dari berbagai rencana tersebut sangat penting bagi para pemangku kepentingan, termasuk organisasi masyarakat sipil (OMS) atau Civil Society Organization (CSO).

Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) mempunyai peran penting dalam mendorong pemerintah mencapai target transisi energi bersih di Indonesia. OMS dapat bertindak sebagai agen advokasi, pendidikan dan mobilisasi komunitas untuk mendukung energi bersih. Meskipun OMS mempunyai peran penting, masih terdapat kesenjangan kapasitas dalam memahami dan mengkomunikasikan isu-isu transisi energi. Selain itu, terdapat banyak perbedaan pendapat dan tantangan mengenai energi terbarukan (ET), teknologi energi baru, dan penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara sebagai solusi transisi energi ramah lingkungan di masa depan. Untuk mencapai dampak dari desakan OMS terhadap kebijakan pemerintah yang selaras dengan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat, penting untuk meningkatkan kapasitas OMS agar advokasi dan sosialisasi lebih tepat sasaran. Untuk tujuan ini, CASE dan IESR membuat program peningkatan kapasitas yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas OMS dalam memahami dan mengkomunikasikan isu-isu transisi energi di Indonesia. Program peningkatan kapasitas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi OMS dalam meningkatkan kemampuan OMS dalam mendorong transisi energi melalui advokasi, edukasi dan mobilisasi komunitas. Hal ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan kapasitas OMS dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Dengan meningkatkan kapasitas OMS, diharapkan transisi energi di Indonesia dapat dilakukan dengan lebih efektif dan berkelanjutan.

Sebelum melaksanakan program peningkatan kapasitas, IESR telah melakukan analisis mendalam mengenai kondisi pemberitaan media massa di Indonesia dan melakukan pemetaan media massa. Hasil tersebut kemudian digunakan untuk membuat konsep peningkatan kapasitas yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kebutuhan yang dianggap CASE dan IESR cukup penting untuk ditindaklanjuti dipilih sebagai dasar konsep peningkatan kapasitas. Dalam pembahasan topik perubahan iklim, kondisi Indonesia dengan kebijakan pemerintah saat ini akan berdampak pada target NZE. Dijelaskan juga kondisi lingkungan hidup Indonesia dan pengaruh emisi karbon terhadap perubahan iklim. Pengenalan transisi energi disampaikan dengan materi yang terstruktur dan relevan dengan kondisi saat ini. Apalagi masyarakat umum dapat mengaksesnya secara bebas dan mengetahui transisi energi dengan lebih mudah. Tahapan transisi energi yang tertuang dalam RPJP 2025-2045 memerlukan komitmen bersama agar target NZE dapat tercapai. Dalam lokakarya ini, pembahasan akan lebih membahas hal-hal yang lebih teknis seperti solar PV, energi angin, sistem penyimpanan energi baterai (BESS), penyimpanan penangkapan karbon (CCS), dan pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah pensiun.

Tentang Clean, Affordable, and Secure Energy for Southeast Asia

Program “Clean, Affordable, and Secure Energy for Southeast Asia / Energi Bersih, Terjangkau, dan Aman untuk Asia Tenggara” (CASE) bertujuan untuk mendorong perubahan di sektor ketenagalistrikan di Asia Tenggara menuju ambisi yang lebih besar terkait perubahan iklim. Program ini berfokus pada empat negara utama di Asia Tenggara yaitu Thailand, Indonesia, Filipina, dan Vietnam, serta mencakup kegiatan nasional dan regional. Program ini didanai oleh Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim (BMWK). 

Beroperasi di Indonesia dengan mitra politik “Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional” (Bappenas) di Direktorat Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika, serta diimplementasikan oleh GIZ Indonesia dan Institute for Essential Services Reform (IESR) dengan dukungan lebih lanjut dari mitra internasional Agora Energiewende dan New Climate Institute, CASE akan mengajukan solusi berbasis bukti untuk tantangan yang dihadapi oleh para pengambil keputusan dalam desain dan implementasi sistem energi di masa depan serta membangun dukungan masyarakat terhadap solusi tersebut. Namun, CASE Indonesia juga memiliki koordinasi yang erat dengan negara-negara CASE lainnya di Asia Tenggara (Thailand, Filipina, dan Vietnam).  

Hasil dari program CASE adalah untuk mengubah narasi secara substansial mengenai arah sektor energi di Asia Tenggara menuju transisi energi berbasis bukti, yang bertujuan untuk meningkatkan ambisi politik sesuai Perjanjian Paris melalui output berikut: 

  • Output I: Penelitian dan Bukti: Basis bukti untuk transisi energi di SEA ditingkatkan. 
  • Output II: Transparansi dan Pemetaan: Transparansi dan koordinasi kegiatan yang terkait dengan transisi energi diperkuat untuk memaksimalkan sinergi. 
  • Output III: Dialog (sektor non-energi): Dialog mengenai transisi energi di dalam badan-badan pemerintah (dan publik) ditingkatkan. 
  • Output IV: Bantuan Teknis (sektor energi): Kapasitas para pemangku kepentingan utama sektor energi dalam transisi energi diperkuat. 
  • Output V: Mempromosikan wacana publik: Wacana publik mengenai transisi energi terbentuk. 

Tentang Akademi Transisi Energi

Akademi Transisi Energi by transisienergi.id merupakan sebuah portal pembelajaran digital tentang transisi energi. Materi-materi yang diberikan dalam program ini menjadi sumber terpercaya dan up to date. Juga relevan dengan kondisi Indonesia pada saat ini.

Akademi Transisi Energi merupakan solusi edukasi bagi mahasiswa, civil society organisation, jurnalis untuk memperdalam pemahaman tentang transformasi energi yang ada di Indonesia dan dunia. Selain itu Akademi Transisi Energi juga menyasar dan mengembangkan skill building, sehingga generasi muda bisa berkontribusi dan aktif dalam proses transisi energi. 

Tujuan

Tujuan dari acara ini adalah:

  1. Untuk mengedukasi OMS mengenai tahapan transisi energi dan teknologi energi baru dalam RPJPN 2025-2045 seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), energi angin, Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS), Penyimpanan Penangkap Karbon (CCS), dan pensiun pembangkit listrik tenaga uap bersumber batu bara.
  2. Untuk meningkatkan kapasitas OMS dalam mengadvokasi tahapan transisi energi dan teknologi energi baru dalam RPJPN 2025-2045 seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), energi angin, Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS), Penyimpanan Penangkapan Karbon (CCS), dan pensiun pembangkit listrik tenaga uap bersumber batu bara.
  3. Untuk memberdayakan OMS dalam mempengaruhi kebijakan energi dan mengadvokasi kerangka peraturan yang mendukung penerapan teknologi energi baru seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), energi angin, Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS), dan Penyimpanan Penangkap Karbon (CCS).
  4. Untuk meningkatkan kemampuan OMS dalam mengkomunikasikan konsep energi yang kompleks kepada berbagai pihak, termasuk pembuat kebijakan, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum.
  5. Untuk meningkatkan pemahaman teknis tentang teknologi ini, termasuk manfaat, keterbatasan, dan potensi penerapannya.

Date

Jun 27 2024
Expired!

Time

09:00 - 16:30
Category

Speakers

QR Code

Leave a comment