Lokakarya dan Capacity Building untuk Media Tahap 1
Recording Tahap 1
Latarbelakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dihadapkan pada dua krisis besar: perubahan iklim dan krisis energi. Dampak perubahan iklim semakin terasa dengan meningkatnya frekuensi bencana alam, seperti banjir, longsor, dan kekeringan. Di sisi lain, krisis energi ditandai dengan ketergantungan yang tinggi pada bahan bakar fosil yang kian menipis dan tidak ramah lingkungan.
Transisi energi menuju energi terbarukan atau energi bersih menjadi solusi untuk mengatasi kedua krisis tersebut. Energi terbarukan seperti matahari, angin, dan air memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia, sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim.
Civil Society Organizations (CSO) dan media memiliki peran penting dalam mendorong pemerintah dalam mencapai target energi bersih di Indonesia. CSO dan media dapat berperan sebagai agen advokasi, edukasi, dan mobilisasi masyarakat untuk mendukung energi bersih. Meskipun CSO dan media memiliki peran penting, masih terdapat kesenjangan kapasitas dalam memahami dan mengkomunikasikan isu transisi energi. Sedangkan media massa dapat berperan sebagai agen edukasi dan persuasi untuk mendukung energi bersih. Meskipun media massa memiliki peran penting, masih terdapat kesenjangan kapasitas dalam memahami dan mengkomunikasikan isu transisi energi, khususnya pada media massa lokal. Hal ini dikarenakan kompleksitas isu transisi energi yang membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam. Terlebih lagi, banyak perbedaan pendapat dan tantangan atas energi baru terbarukan (EBT) sebagai solusi atas sumber energi bersih di masa depan.
Untuk mencapai dampak desakan CSO dan media dalam kebijakan pemerintah yang sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) di 2060 atau lebih cepat, penting untuk meningkatkan kapasitas CSO sehingga advokasi dan penyebaran informasi lebih tepat sasaran. Demi tujuan itu, IESR membuat program capacity building yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas CSO dan media dalam memahami dan mengkomunikasikan isu transisi energi di Indonesia.
Program capacity building ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi CSO dan media dalam meningkatkan kemampuan CSO dan media dalam mendorong transisi energi melalui advokasi, edukasi, dan mobilisasi masyarakat. Program capacity building ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan kapasitas CSO dan media dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Dengan meningkatkan kapasitas CSO dan media, diharapkan transisi energi di Indonesia dapat terlaksana dengan lebih efektif dan berkelanjutan.
Sebelum dilakukan program capacity building, IESR telah melakukan analisis mendalam terkait kondisi pemberitaan media massa di Indonesia dan melakukan pemetaan media massa. Hasil ini digunakan dalam membuat konsep capacity building yang menyesuaikan dengan kebutuhan. Kebutuhan yang IESR anggap cukup penting untuk ditindaklanjuti akan dipilih sebagai dasar konsep capacity building.
Program capacity building ini akan diadakan dua tahap di tahun 2024. Dalam lokakarya yang akan dilakukan di akhir bulan Mei 2024 (tahap 1), akan dipaparkan yaitu perubahan iklim, pendahuluan transisi energi, dan juga peta jalan transisi energi di Indonesia. Terkait perubahan iklim, akan dipaparkan bagaimana kondisi Indonesia dengan kebijakan pemerintah saat ini yang akan berdampak pada target NZE. Juga akan dipaparkan bagaimana kondisi lingkungan Indonesia dan pengaruhnya emisi karbon pada perubahan iklim yang terjadi. Pendahuluan transisi energi diberikan dengan materi yang sudah terstruktur dan relevan dengan kondisi saat ini. Masyarakat umum dapat mengaksesnya dengan bebas dan mengetahui tentang transisi energi dengan lebih mudah. Serta peta jalan transisi energi yang perlu komitmen bersama agar target NZE dapat dicapai. Tahap 2 akan dibahas lebih teknis seperti teknologi pembangkit listrik tenaga surya dan angin serta teknologi nuklir dan CCS. Tahap ini akan dilakukan pada akhir bulan Juni atau lebih cepat.
Tentang Climate Action Tracker (CAT)
Climate Action Tracker (CAT) merupakan analisis ilmiah independen yang menilai tindakan iklim suatu negara dan mengukur kesesuaiannya terhadap Persetujuan Paris untuk mengejar upaya membatasi kenaikan suhu bumi hingga 1,5oC.
CAT merupakan produk yang dihasilkan dari konsorsium dua organisasi yakni Climate Analytics dan New Climate Institute serta kolaborasi dengan beberapa institusi/lembaga lainnya. CAT telah menyediakan hasil analisis independennya kepada pembuat kebijakan sejak tahun 2009.
Di tahun 2022, Institute for Essential Services Reform (IESR) resmi bergabung sebagai kolaborator di CAT. IESR memberikan penilaian terhadap target, kebijakan, dan aksi mitigasi negara lain serta melakukan review terhadap penilaian Climate Analytics terhadap target, kebijakan, dan aksi mitigasi Indonesia
Tentang Akademi Transisi Energi
Akademi Transisi Energi by transisienergi.id merupakan sebuah portal pembelajaran digital tentang transisi energi. Materi-materi yang diberikan dalam program ini menjadi sumber terpercaya dan up to date. Juga relevan dengan kondisi Indonesia pada saat ini.
Akademi Transisi Energi merupakan solusi edukasi bagi mahasiswa, civil society organisation, jurnalis untuk memperdalam pemahaman tentang transformasi energi yang ada di Indonesia dan dunia. Selain itu Akademi Transisi Energi juga menyasar dan mengembangkan skill building, sehingga generasi muda bisa berkontribusi dan aktif dalam proses transisi energi.
Tujuan
- Memberikan pengetahuan terkait isu transisi energi dan energi terbarukan di Indonesia
- Memahami kompleksitas isu transisi energi yang terjadi
- Dapat mengidentifikasi dan menganalisis kebijakan transisi energi
- Mengembangkan strategi advokasi dan komunikasi yang efektif
- Membangun persepsi bersama antar media massa di bidang perubahan iklim atau energi terbarukan dalam mendorong transisi energi
- Membangun jaringan dan kerjasama dengan berbagai pihak
Presentasi
CAT Indonesia Assessment – Delima Ramadhani
1.-CAT-Indonesia-Assessment-Media-Delima-RamadhaniPengenalan Transisi Energi – Abraham Octama
2.-Pengenalan-Transisi-Energi-Abraham-OctamaPeta Jalan Transisi Energi Indonesia – Raditya Wiranegara
3.-Peta-Jalan-Transisi-Energi-Indonesia-Raditya-WiranegaraSpeakers
-
Fabby Tumiwa - Direktur Eksekutif IESR
-
Dr Raditya Wiranegara - Analis Senior IESR
-
Delima Ramadhani - Koordinator Proyek Climate Policy IESR
-
Abraham Octama - Analis Ketenagalistrikan - IESR
-
Rosmiyati D K - Manajer Program Transisi Energi Hijau dan Berkeadilan - Yayasan Indonesia Cerah
-
Andriah Feby Misna - Direktur Aneka EBT - KESDM
-
Sapariah Saturi - Pemimpin Redaksi Mongabay Indonesia
-
Dr. Irvan S. Kartawiria - Wakil Rektor Swiss German University