Liputan Media
Ekonomi Bisnis | Pengembangan EBT Dalam Negeri Masih Tertatih-Tatih
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menerangkan bahwa pengembangan pembangkit energi baru terbarukan di Indonesia masih tertatih-tatih. Sejumlah faktor dinilai menjadi sebab. Baca selengkapnya di Ekonomi
Ekonomi Bisnis | Bahan Bakar Fosil Makin Mahal, Akselerasi EBT Perlu Didorong
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menerangkan sumber daya alam di Indonesia memungkinkan pengurangan terhadap importasi energi ini terjadi. Sebab, RI memiliki sumber daya alam memadai
Kumparan | Menyentil Strategi Peta Jalan Transisi Energi Indonesia
Lantas bagaimana dengan Indonesia ? Merujuk pada IESR (Institute for Essential Services Reform) bauran energi terbarukan pada tahun 2021 mencapai 11,5%. Tentunya hal ini masih jauh dari target 23% di
Kompas | Kelompok Perempuan dan Petani soal RUU EBT: Seharusnya Energi Bersih Terbarukan
Karena itu, Komisi Perempuan Indonesia (KPI) bekerja sama dengan Institute for Essential Services Reform (IESR) menyelenggarakan webinar berjudul RUU EBT: Melihat lebih jauh Perspektif Gender Diakomodasi dalam Kebijakan Energi. Baca
Kontan | Dikabarkan Bakal Bangun PLTGU di Kilang Tuban, Begini Penjelasan Pertamina
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengungkapkan, pembangunan PLTGU oleh Pertamina dapat dimaknai sebagai rencana Pertamina untuk diversifikasi bisnis ke pembangkitan listrik. Baca selengkapnya di Kontan
Koran Jakarta | Tarif Pajak Karbon Terlalu Murah
Direktur Eksekutif Institute for Essential and Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa, yang diminta pendapatnya di Jakarta, Senin (28/2), meminta agar pemerintah menaikkan tarif pajak karbon. Sebab, tarif yang akan berlaku
Koran Jakarta | Sisi Produksi Harus Lebih Didorong untuk Capai Tujuan Energi Hijau
Direktur Eksekutif Institute for Essential and Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa, sebelumnya mengatakan masyarakat global ke depan menuntut industri hijau yang berbasis pada ekonomi sirkular dan energi terbarukan. Baca selengkapnya
Katadata | Ketergantungan terhadap Batu Bara Menghambat Transisi Energi di Indonesia
Kemudian energi PLTA yang potensinya mencapai 94,5 GW, baru dimanfaatkan sebesar 6,1 GW. Selain itu, menurut penelitian Institute for Essential Services Reform (IESR), potensi energi panas bumi Indonesia sebesar 29,5